Surabaya, Jurnal9.tv – Ada imbauan khusus tentang kasus tragedi Kanjuruanan dari Kiai Marzuki Mustamar, Ketua PWNU Jatim. “Kami pada prinsipnya sama dengan kalangan yang lain, kami lewat video yang kami sebarkan, satu utamakan masalah kemanusiaan. Mohon-mohon siapapun jangan memanaskan suasana dari pihak manapun. Beri kesempatan setenang-tenangnya bagi para tenaga kesehatan (Nakes) khususnya untuk upaya maksimal ikhtiayar menyembuhkan para korban. Baru setelah masalah masalah kemanusiaan itu selesai, termasuk pedagang asongan yang jadi korban, kami mohon ke Pemprov ke ibu Gubernur sama ke Pemkot Kota Malang dan Pemda Kabupaten, supaya itu segera didata, segera diberi ganti rugi. Kasihan mereka, karena lumrahnya, kami nggak tahu asongan itu bisa jualan dan masuk disitu kan bayar ternyata terus buyar karena ada tragedi itu,” ungkap Kiai Marzuki.
“Mohon yang diberikan ganti rugi bukan hanya korban, bukan hanya yang sakit, tapi ini pedangang asongan juga diganti,” kata Marzuki Mustamar.
“Setelah masalah kemanusiaan selesai, sampe clear kalau meninggalkan yatim misalnya, yatimnya itu dikemanakan. Dan kami di NU siap menerima itu. Menerima sekadar diamanati lalu biaya full ditanggung Pemprov atau Pemda kami siap.
“Bahkan saya sendiri andaikan full misalnya diamanati berapa yatim atau apa mereka yang ditinggal mati, bapak dan ibunya jadi korban, andai tidak ada subsidi atau backup dana dari manapun kami, pondok kami siap,” tegasnya.
Maksud dari clear itu adalah, korban yang sakit sudah sembuh, yang asongan sudah diganti bisa jualan lagi, kemudian yang yatim sudah diberikan solusi. Nah barulah penegakan hukum haruslah dan gak boleh pilih-pilih dari pihak manapun, mungkin dari pihak panpel, manajemen, pihak keamanan, dan mungkin dari pihak aparat.
“Saya ingin semua clear, pertama biar nggak menyisakan masalah yang itu menjadi dendam nggak habis-habis sampai kapanpun. Dan biar Indonesia tetap dipercaya oleh pihak manapun termasuk asing.
“Karena ada kepastian hukum. Itu penting, jangan sampai asing nggak percaya sama indonesia lalu sepak bola kita nggak dipercaya dan wasit juga nggak dipercaya, manajemen kita gak dipercaya, atau pemain kita yang bagus-bagus mungkin juga gak dipercaya, untuk bisa main di Malaysia, Singapura, atau di Thailand atau dimana-mana.
“Kami ingin clear agar Indonesia dipercaya oleh pihak luar dan pihak manapun,” tutur Kiai Marzuki.(per/snm)
