JQHNU Jatim Ajak Pesantren Al-Yasmin untuk Digitalisasi Pembelajaran Al-Quran

Surabaya, jurnal9.tv -Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQH NU) Jawa Timur mengajak Pesantren Digipreneur (Digital-Enterpreneur) Al-Yasmin, Surabaya, untuk bekerja sama melakukan Digitalisasi Pembelajaran Al-Qur’an.

“Sebagai badan otonom (banom) NU yang mewadahi para qari (pembaca), ahli, dan penghafal Al-Qur’an, kami mengalami keterbatasan di era digital,” kata Ketua Dewan Organisasi JQHNU Jatim Drs HA Ahid Sufiyaji SQ MSi di Surabaya, Minggu.

Ia menyampaikan hal itu dalam Rakor JQHNU Jatim yang dihadiri 74 peserta dari 45 cabang JQHNU se-Jatim. Dalam rakor di Pesantren Digipreneur Al-Yasmin itu, JQHNU juga menandatangani naskah kerja sama dengan Pesantren Al-Yasmin dalam digitalisasi.

“Sebenarnya, JQHNU mempunyai metode pembelajaran Al-Qur’an yakni Tartila, tapi kami masih terbatas dalam sosialisasi Metode Tartila itu, karena itu kami menggandeng Pesantren Al-Yasmin untuk bekerja sama dalam sosialisasi Tartila secara digital,” katanya.

Dalam rakor yang juga dihadiri Rais Majelis Ilmi JQHNU Jatim KH Dzul Hilmi Al-Ghozali itu, pengasuh Pesantren Digipreneur Al-Yasmin yang juga alumni Pesantren Tambakberas Jombang H Helmy M Noor menyatakan siap membantu JQHNU untuk melakukan sosialisasi dan dakwah Al-Qur’an.

“Metode Tartila sudah bagus dan khas JQHNU, tapi sosialisasi metode itu masih sangat kurang, baik pengenalan metode itu maupun pelatihan. Sosialisasi atau pengenalan dan pelatihan secara virtual juga bisa, bahkan sudah seharusnya begitu karena sekarang era digital,” katanya.

Selain Metode Tartila yang perlu dipromosikan, Helmy yang pernah belajar Teknologi Digital secara khusus di India (2000) itu menegaskan bahwa qari’-qari’ah dari JQHNU yang suaranya bagus juga perlu diperkenalkan kepada masyarakat.

“Kami sepakat bekerja sama dengan JQHNU Jatim dalam dua bidang, yakni sosialisasi atau marketing metode pembelajaran Al-Qur’an maupun dakwah digital melalui publikasi qari-qari’ah. Kami siap membantu dengan podcast atau pelatihan virtual,” katanya.

Sementara itu, Rais Majelis Ilmi JQHNU Jatim KH Dzul Hilmi Al-Ghozali dalam rakor itu menekankan pentingnya soliditas JQHNU se-Jatim dan bersatu padu dengan PBNU (JQH PBNU). “Kita di sini adalah anak, sedang PBNU adalah Bapak, jadi kita harus patuh,” katanya. (*)