Surabaya, Jurnal9.tv –Tabuh Maghrib TV9 mengundang Dr H Muhammad Hasan Ubaidillah M.Si, wakil sekertaris tanfidziyah PWNU Jatim untuk membahas tema Islam dan nilai-nilai kebangsaan. Dalam bincang-bincang ini beliau mengatakan bahwa kebangsaan itu merupakan bagian dari sunnatullah.
Dr H Muhammad Hasan Ubaidillah mengungkapkan bahwa konsep kebangsaan telah ada dalam ajaran Islam. Beliau menukil salah satu ayat Al quran yang menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan supaya saling mengenal.
“Maka kebangsaan itu merupakan sunnatullah. Artinya memang Allah menghendaki seperti itu. Maka nilai-nilai kebangsaan itu sudah tertanam sejak awal dalam diri manusia ketika Allah menciptakan manusia itu sendiri”.
Gus Ubaid, panggilan H Muhammad Hasan Ubaidillah menambahkan, bahwa konsep kemanusiaan kebangsaan dalam Islam adalah kemanusiaan.
“Itu konsep dasarnya nilai-nilai kebangsaan dalam Islam sebagaimana yang ditegaskan secara langsung oleh Allah SWT. Jadi bangunannya itu bangunan kemanusiaan. Jadi konsep kebangsaan dalam Islam itu adalah konsep kemanusiaan sebenarya”. Gus Ubaid juga mengatakan bahwa tidak ada pertentangan antara agama dan pancasila karena pada dasarnya pancasila adalah konsep yang diambil dari nilai-nilai agama.
Gus Ubaid menyebutkan bahwa di dalam maqosidus syariah terdapat istilah ushulul khomsah (dasar-dasar yang lima) yang merupakan nilai-nilai pokok dari maqosidus syariah itu sendiri. Kelima konsep itu yaitu:
- Hifdz ad diin (memelihara agama)
- Hifdz nafs (memelihara jiwa/diri)
- Hifdz aql (memelihara nalar sehat)
- Hifdz nasl (memelihara keturunan)
- Hifdz mal (memelihara kepemilikan bersama)
Dalam hal kebangsaan, Gus Ubaid juga menyinggung perilaku korupsi pejabat sebagai pelanggaran nilai kebangsaan dan keagamaan. Menurutnya tindakan itu harus dihukum seberat-beratnya. “Terkait dengan gaya hidup pejabat yang bermewah-mewah, yang pamer, ya seperti itulah kira-kira, maka itu harus diingatkan. Karena anda itu menjadi pejabat itu bukan untuk memperkaya diri. Anda menjadi pejabat sebagai abdi negara”.
Ketika ditanya mengenai hubungan pajak dengan nilai kebangsaan, Gus Ubaid menjawab iya. “Nilai-nilai kemaslahatan itu juga di antaranya diambilkan dari bagaimana kita itu berbagi antara yang satu dengan yang lain. Maka sebenarnya konsep membayar pajak itu adalah bagaimana kita mendistribusikan harta yang kita miliki untuk kepentingan bersama. Jadi di sini tidak ada monopoli dalam kekayaan”.
Terkait konsep kebangsaan dan cinta tanah air, Allah sudah menjelaskannya di dalam Al Quran. Salah satu contohnya diceritakan di dalam Alquran ketika Nabi Ibrahim membangun ka’bah, beliau berdoa agar negeri ini menjadi aman dan makmur. Gus Ubaid mengatakan nilai kebangsaan merupakan hal yang sangat penting karena kesempurnaan ibadah hanya dapat tercapai ketika tinggal di bangsa yang aman.
“Di bulan Ramadhan adalah saatnya kita merefresh diri. Bagaimana kita itu menumbuh kembangkan nilai-nilai kebangsaan. Orang itu akan sempurna hidupnya apabila bisa menyeimbangkan hablum minallah dan hablum minannas”. (swp/snm)