Iri Melihat Nikmat Orang Lain? Begini Kata Gus Baha’

Surabaya, Jurnal9.tv – Sifat sombong dan iri hati merupakan salah satu sifat dari manusia yang kerap kali muncul akibat melihat orang lain yang biasanya lebih sukses atau mendapatkan sesuatu yang tidak bisa dimiliki.

Sombong adalah sifat yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya, itu artinya Allah melarang kepada kita semua untuk sombong. Dalam Al Quran dijelaskan

وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولًا

Artinya: Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.

(Q.S Al-Isra’:37)

Gus Baha’ menjelaskan bagaimana akhlaknya Mbah Hamid, beliau sangat menghormati anak kecil, meskipun beliau sudah menjadi Kiai. Gus Baha’ menegaskan agar kita sebagai manusia harus memiliki sopan santun.

“Usahakno seng ngganggo longgo iku sederajat karo seng ngaji,” jelas beliau.

Duduk bersama dengan merata antara guru dengan murid yang duduk di atas lantai secara langsung, tanpa perantara kursi ataupun lainnya, karena di hadapan Allah itu sama, yaitu sama-sama hamba Allah.

Seperti Imam Ghozali, “nak mulang iku kudu tawaddu, karena ini adalah sebuah ilmu. Orang yang sombong adalah orang yang menaikkan dirinya seakan-akan dirinya itu pasti di atas orang yang belajar”.

Sifat sombong sendiri yaitu dengan melihat diri sendiri dengan cara pandang kemuliaan ataupun terhormat dan melihat orang lain dengan cara pandang menghina maka orang tersebut merasa benar sendiri.

Cara menghilangkan sifat sombong dengan sikap tawaddu’. Yaitu dengan menunjukkan sikap tunduk atau derajatnya dan dari orang yang lebih rendah kedudukan atau derajatnya, baik dalam keadaan hati yang ridho maupun saat hati dalam keadaan marah.

Dalam Hadis juga dijelaskan,

عَن ابنِ عُمَرَ رَضي اللٌهُ عَنهاَ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللٌهِ صَلٌي اللٌهُ عَلَيهِ وَ سَلٌم لآحَسَدَ ألآ فيِ اثنَتَينِ رَجُلُ اتَاهُ اللٌهُ القُرانَ فَهُو يَقُومُ بِه انَأءَ اللًيلِ وَانَأءَ النَهَارِ وَرَجُلُ اعطَاهُ مَالآ فَهُوَ يُنفق مِنهُ انَأءَ الٌلَيِل وَانَأءَ النٌهَارِ.

(رواه البخارى ومسلم والترمذى والنسائى وأبن ماجه)

Dari Ibnu Umar RA berkata, bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Tidak diperbolehkan hasad (iri hati) kecuali terhadap dua orang: Orang yang dikaruniai Allah (kemampuan membaca/menghafal Alquran). Lalu ia membacanya malam dan siang hari, dan orang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakannya pada malam dan siang hari.” (HR. Bukhari, Tarmidzi, dan Nasa’i)

Semoga kita semua dapat terhidar dari sifat iri, dan dapat menjadi insan yang selalu lebih baik setiap harinya.