Makkah, jurnal9.tv -Pemerintah kembali menegaskan komitmennya dalam menghadirkan layanan haji ramah lansia. Salah satunya melalui program safari wukuf, yang dirancang khusus untuk jamaah lanjut usia, disabilitas, dan berisiko tinggi (risti).
Isu miring soal pungutan liar yang sempat berembus, langsung ditepis tegas oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief.
“Safari wukuf itu gratis, tidak ada pungutan sepeser pun,” tegas Hilman, saat ditemui di Makkah, Senin (9/6).
Safari wukuf adalah metode ibadah yang memungkinkan jamaah lansia dan risti tetap menjalani prosesi wukuf di Arafah, meski tidak di tenda. Mereka difasilitasi bus berpendingin, diarahkan oleh pembimbing ibadah, dan diberi layanan istimewa selama puncak haji. Tahun ini, sebanyak 477 jamaah telah mengikuti program tersebut.
Namun, dalam beberapa hari terakhir, muncul kabar bahwa ada jamaah yang merasa diminta membayar untuk mengikuti program itu.
Menanggapi hal tersebut, Hilman menyebut informasi itu perlu diluruskan. Jika memang ada uang yang dikeluarkan jamaah, besar kemungkinan itu terkait biaya pendorongan kursi roda saat melaksanakan umrah, bukan untuk safari wukuf.
“Memang ada yang menitipkan biaya kepada pembimbing atau pimpinan KBIH untuk layanan lain, seperti pendorong saat umrah wajib. Tapi untuk safari wukuf, tidak ada biaya yang dikenakan,” kata pria yang juga Bendahara Umum PP Muhammadiyah ini.
Hilman menjelaskan, Kemenag mengambil langsung jamaah dari hotel, kemudian membawa mereka ke Arafah menggunakan 15 unit bus khusus, dan setelah wukuf, mereka langsung diantar kembali ke hotel transit. Proses ibadah pun dilakukan ringkas dan penuh kekhusyukan. Usai salat Zuhur dan Asar, jamaah mendengarkan khutbah serta berdoa bersama.
“Semua selesai sekitar pukul 14.30 waktu Arab Saudi. Bus tiba kembali ke hotel sebelum jam lima sore. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan jamaah senang,” ujarnya.
Dengan penegasan ini, Kemenag berharap tak ada lagi kesalahpahaman soal layanan haji yang diperuntukkan bagi lansia. “Semangatnya adalah memuliakan jamaah, apalagi yang sudah sepuh. Jangan sampai ada yang mempermainkan ketulusan mereka dalam beribadah,” tutup Hilman.