Sidoarjo, Jurnal9.tv – Ikatan Seni Hadrah Indonesia (ISHARI) Nahdlatul Ulama Ranting Wonokasian bersama ISHARI NU anak cabang Wonoayu Sidoarjo memperingati haul sesepuh penggerak ISHARI NU almarhum Towongso.
Peringatan haul ini berbeda dengan pada umumnya. Jika biasanya haul dilakukan dengan doa bersama dengan membacakan yasin dan tahlil, namun di ranting Nahdlatul Ulama Wonokasian kali ini diperangati dengan membaca shalawat melalui tembang-tembang hadrah oleh ISHARI.
Almarhum Towongso merupakan tokoh penggerak Seni Hadrah atau yang dikenal saat ini sebagai ISHARI Nahdlatul Ulama. Towongso dikenal gigih dalam menghidupkan seni hadrah di wilayah ranting Nahdlatul Ulama Wonokasian di era sekitar tahun 50 an dan berhasil membesarkan seni hadrah hingga saat ini.
Salah satu putra Almarhum Towongso mengaku ayahnya meninggal dunia pada tahun 1973 dikarenakan sakit. Ia ditinggal pada saat masih berusia 15 tahun dan masih bersekolah di tingkat Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Dulu masih zaman abah itu bukan ISHARI, masih seni hadroh. Kalau ada kegiatan dibelain naik sepeda ontel,” kata Djuri, Putra Towongso
Berkat kegigihan Towongso, kini ISHARI di wilayah Wonokasian Wonoayu berkembang pesat hingga bisa mengkader generasi muda yang masih bersekolah di tingkat Madrasah Ibtidayah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (Mts). Kader bibit penerus tersebut sudah berjumlah puluhan orang dan sering mengikuti kegiatan haul ulama di wilayah Wonoayu, bahkan di wilayah cabang ISHARI kabupaten Sidoarjo dalam mendoakan ahli kubur dengan cara bershalawat ISHARI.
“Kegiatan dari anak-anak muda dari siswa setingkat SD atau MI ini sudah saya rekrut untuk peningkatan atau generasi penerus. Dari yang ada di Dusun Kersan Desa Wonokasian Kecamatan Wonoayu anggota yang sudah tercatat ini mencapai 75 orang,” jelas Abdul Azis, ketua ISHARI ranting Wonokasian Wonoayu.
Ketua ISHARI NU ranting Wonokasian menambahkan, seni hadrah ini memiliki gerakan menuju sanad nabi Muhammad SAW, yang dimana gerak tangannya melambangkan lafadz Rasulullah SAW. Sedangkan gerakan tepuk tangan, duduk hingga berdiri merupakan gerakan-gerakan yang disebut joss dan yahoom dengan membaca shalawat tentang doa-doa dan puji-pujian riwayat nabi Muhammad SAW. (rhk/snm)