Pasuruan, Jurnal9.tv – Peringatan haul ke-33 KH Bahruddin Kalam dan Bu Nyai Siti Shofrotun, yang digelar di Desa Carat, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, berlangsung khidmat, Ahad pagi (04/12/2022).
Ribuan masyarakat dan santri dari berbagai daerah di Jawa, Kalimantan, Sumatera, hingga Papua, serta forkopimda Kabupaten Pasuruan, turut serta mendatangi pondok pesantren Darut Taqwa Desa Carat.
Almarhum Kiai Bahruddin dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana, dan fisioner. Apa yang diajarkan oleh santrinya terlihat biasa saja, namun dengan berjalannya waktu, hasilnya akan terlihat sangat luar biasa.
Santri tetap santri, maka akan terus tersambung silaturahmi meski sudah tidak menimba ilmu di pondok. Namun, apabila disebut dengan alumni pasti akan putus tali silaturahmi.
Dalam tausyiahnya, Kiai Sholeh Bahruddin, yang merupakan putra Kiai Bahruddin Kalam menjelaskan bahwa, beliau bukan kiai publik. Namun kata Gus Dur merupakan Kiai Kampung.
Padahal beliau memiliki murid yang banyak. Namun, sikapnya Kiai Bahruddin sering benturan dengan putranya dalam arti perbedaan pendapat.
Saat ini, zamannya sudah berbeda. Sekarang merupakan zaman milenial, maka kita harus mengikutinya.
Sikapnya merupakan toriqot, seperti air hujan. Di kala masyarakat panas, negara bersiteru, Kiai Bahruddin meredamnya. Karena, air memiliki tujuan yakni memberi kesejukan. Kebagusan beliau harus diungkap ke masyarakat dan satrinya, maka nantinya akan diteladani perilaku dan ucapannya.
“Kehadiran kiai kampung sangat penting, karena apabila salahsatu daerah memiliki sosok kiai, pasti akan tentram dan makmur masyarakatnya. Apalagi Kiai zaman dulu sangat dihormati dan disegani,” pungkas Salamin, Santri KH Bahruddin. (rfz/snm)