Hadirkan Kiai Said Aqil Siradj dan TGB di Surabaya, Roemah Bhinneka Gelar Diskusi Kebangsaan

Surabaya, Jurnal9.tv – Menjelang Pemilu 2024 mendatang, isi politik identitas dianggap sebagai salahsatu tantangan demokrasi yang mengancam terhadap tatanan dan kerukunan masyarakat. Sejumlah pihak melakukan upaya penguatan melalui dialog ilmiah seperti yang dilakukan oleh Yayasan Roemah Bhinneka dengan menggelar Diskusi Ilmiah di Auditorium Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya, Senin (05/12/12).

Dengan mengangkat tema Menggali Mutiara Para Bijak Bestari untuk memperkokoh persatuan bangsa, diskusi ilmiah tersebut menghadirkan Dua Tokoh Nasional yakni Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, MA dan Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, Lc, MA. Turut mendampingi pula sebagai pembicara ketiga Pdt. Andri Purnawarman.

Menurut Irianto Susilo, Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memperkuat kerukunan masyarakat majemuk utamanya dalam menghadapi Politik Identitas menjelang tahun politik 2024 mendatang.

“Roemah Bhinneka mengupayakan kegiatan kebangsaan seperti ini untuk memperkuat tatanan dan kerukunan masyarakat yang majemuk ini, utamanya terkait dengan ancaman Politik Identitas menjelang Tahun Politik 2024 ini” terang Ketua Roemah Bhinneka.

“Ini tugas kita bersama tentunya, tidak ada peran politik yang melebihi peran kemanusiaan. Ya karena politik identitas ini kan tidak lepas dari soal kerukunan, jadi antitesis kita bagaimana membina persatuan dan kesatuan masyarakat” imbuhnya.

Terkait dengan alasan menghadirkan Kyai Sa’id Siradj dan TGB Zainul Majdi ini, Pihaknya menjelaskan bahwa keduanya merupakan tokoh kharismatik yang memiliki pengaruh besar sehingga semangat kebhinekaan ini juga harus dilakukan oleh banyak pihak.

“Tujuan kami menghadirkan Kyai Sa’id dan TGB ini tidak lepas karena dua tokoh ini merupakan sosok yang selama ini konsisten dalam menanamkan nilai kesatuan, disamping itu kebetulan Kyai Sa’id merupakan dewan pembina di roemah Bhinneka” pungkasnya.

Di sela-sela Acara melalui wawancara bersama Jurnalis TV9, Menurut pria yang sekaligus pegiat GUSDURian Surabaya ini menyebutkan bahwa Masyarakat Indonesia itu cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh Tokoh yang menjadi teladan. Tantangan besar ini juga membutuhkan kekuatan dan pengaruh yang besar pula.

“Masyarakat Indonesia ini kan butuh patron, dan kedua tokoh bangsa ini memiliki pengaruh dan pengikut yang besar sehingga dari itu semangat untuk terus menjaga nilai-nilai persatuan itu bisa dilakukan dengan kekuatan yang besar ditengah ancaman yang serius juga ” tutupnya.

Dalam kegiatan yang berkerjasama dengan Untag Surabaya tersebut, turut hadir Kapolda Jawa Timur yang diwakili Kepala Humas, Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sejumlah pimpinan akademik, tokoh pemuka agama dan Mahasiswa.

Untuk diketahui, Politik Identitas dan Politisasi Agama menjadi isu yang krusial karena seringkali di gunakan sebagai salahsatu startegi politik, yang berpotensi memicu pertentangan dan perpecahan ditengah situasi masyarakat Indonesia yang majemuk.