Probolinggo, Jurnal9.tv – Pondok pesantren Nurul Jadid mengadakan pengajian umum dalam rangka Haul Masyayikh dan Harlah pondok ke 74, Senin (20/02/2023). Habib Muhammmad bin Husein bin Anis Al Habsyi, selaku pengisi mauidhoh hasanah menyampaikan mengenai Ahlul Sunnah Wal Jamaah, pentingnya belajar pada guru yang benar, mempelajari perjalanan hidup Nabi, dan metode dakwah yang hendaknya digunakan.
Dalam menjelaskan ahlul sunnah wal jamaah, Habib Muhammad Bin Husein mengutip hadist Nabi yang mengatakan bahwa ada sebuah golonngan dari umat Nabi Muhammad yang selalu berusaha menegakkan kebenaran tanpa bisa digoyahkan. Para ulama mengatakan bahwa glongan tersebut adalah Ahlul Sunnah Wal Jamaah. Lebih lanjut, habib Muhammad Bin Husein mengatakan bahwa akan selalu ada yang menjaga ajaran Ahlul Sunnah di setiap sisi dan setiap masa.
Beliau mengatakan, “sesungguhnya Ahlul Sunnah Wal Jamaah adalah Islam itu sendiri. Di saat Islam mulai terbagi beberapa macam firqoh, mulai terbagi beberapa macam aliran. Maka aliran yang konsisten mengikuti ajaran kanjeng Nabi Muhammad dan sahabat nabi, itulah ahlu sunnah wal jamaah.”
HabibMuhammad Bin Husein juga mengkritik kondisi saat ini di mana masyarakat merasa cukup belajar agama hanya dengan mendengarkan ceramah lewat media sosial.
“Nyuwun ngapunten, semua ilmu yang ada di youtube, yang ada di instagram, yang ada di facebook, yang ada di share-share-an whatsapp, yang dibagikan di grup WA semuanya itu bukan ilmu. Pada hakikatnya itu bukan ilmu, itu informasi. Ilmu itu ada di dadanya orang-orang sholeh.”
Keengganan dalam ngaji langsung kepada guru-guru yang saleh membuat seseorang menjadi kebingungan. Padahal dengan ngaji langsung, selain mendapat ilmu juga bisa melihat secara langsung dan meniru adab beliau.
Pada kesempatan kali ini, Habib Muhammad Bin Husein menyuarakan perasaanya. Beliau merasa bahwa umat Islam saat ini perlu lebih menjalin hubungan dengan nabi Muhammad. “Sekarang ini, umat itu masih kurang sambungan kepada Kanjeng Nabi melalui pemahaman melalui kehidupan kanjeng nabi. Itu yang masih kurang.”
Padahal, menurut Habib Muhammad Bin Husein, mengetahui kisah nabi Muhammad merupakan bekal dalam menghadapi kehidupan. Beliau memberikan contoh kisah perjanjian Hudaibiyah. Dalam kisah tersebut, umat Islam dapat mengambil pelajaran bahwa dalam hidup, terkadang Allah memberikan kemenangan melalui jalur yang tidak dibayangkan.
“Perang Hudaibiyah itu membawa hikmah untuk kita semua. Artinya apa? Syariat Islam ini kadang-kadang diperjuangkan itu bukan hanya dengan sekadar akhirnya karena ada kontak fisik dan lain sebagainya. Tapi syariat Islam ini diperjuangkan ketika mulai ada orang-orang yang mendakwahkan ajaran Islam.”
Habib Muhammad Bin Husein juga berpesan kepada para santri, bahwa dalam berdakwah yang lebih penting adalah memberikan kontribusi kepada masyarakat. “Siapapun santri yang pulang dari pondok pesantren, orang gak mau dengerkan ceramahnya dia, tapi orang pingin dengerken bagaimana kiprahnya di masyarakat. setelah itu baru ceramahnya di dengar,” pesan Habib Muhammad. (swp/snm)