Surabaya – Puluhan ribu pendekar memadati Lapangan Jala Krida Bumimoro Surabaya pada Minggu (22/10/2023). Di lapangan itu, para pendekar menghadiri dan menjadi saksi pemberian Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama masa khidmah 2023-2028.
Hadir dalam agenda ini Presiden Joko Widodo beserta jajaran menteri; Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri PAN-RB Abdullah Azwar Anas, Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Kapolri Jendreral Listyo Sigit Prabowo dan Kepala TNI Yudho Margono, beserta tiga kepala staf Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Juga hadir Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf beserta juga jajaran juga hadir pada agenda Pengukuhan ini, beserta beberapa kiai sepuh, dewah Khos Pagar Nusa dan Majelis Pendekar.
Presiden Hadir Memakai Baju Kebesaran Pagar Nusa dan Kopyah Berlogo NU
Presiden Joko Widodo hadir menggunkan baju kebesaran pagar nusa berwana putih dengan setelah sarung dan sorban hijau, serta yang menarik presiden juga menggunkan kopyah warna hitam berlogo NU.
Gus Nabil menjelaskan sebelum acara digelar, panitia acara diminta menyiapkan beberapa pakaian bercorak Pagar Nusa untuk dikenakan kepala negara saat agenda “Ijazah Kubro dan Pengukuhan Pimpinan Pusat (PP) Pagar Nusa Masa Khidmat 2023-2028”.
Kemudian, pihak panitia pun menyediakan tiga pilihan, yakni jas warna hitam dan putih. Selain itu juga satu pakaian silat Pagar Nusa kepada Jokowi. Namun, akhirnya kepala negara justru menjatuhkan pilihan ke jas berwarna putih untuk dikenakan menghadiri salah satu agenda rangkaian Hari Santri Nasional 2023 tersebut.
” kehadiran Presiden Jokowi dengan baju kebesaran pagar nusa ini merupakan tanda acara pelantikan ini didukung Semesta ” tutup Gus Nabil.
Jokowi Presiden Kedua yang menghadiri acara Pagar Nusa
Presiden Jokowi merupakan presiden kedua yang menghadiri acara Pagar Nusa setelah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Baju yang dikenakan jokowi pun sama dengan yang dipakai Presiden ke-4 RI Gus Dur saat mengahdiri Musyawarah Nasional (Munas) Pagar Nusa di Pondok Gede pada 24 Januri 2001 silam.
Presiden Joko Widodo hadir menggunkan baju kebesaran pagar nusa berwana putih dengan setelah sarung dan sorban hijau, serta yang menarik presiden juga menggunkan kopyah warna hitam berlogo NU.
Gus Nabil Mendoakan agar Presiden Joko Widodo mendapatkan keberkahan dan namanya dikenang seperti Gus Dur.
“Semoga kehadiran Bapak seperti Gus Dur nanti, namanya akan harum sampai kapan pun,” ujarnya.
Pagar Nusa Siap jadi Juru Damai di Indonesia
Presiden Joko Widodo juga mengajak agar para pendekar dan kader Pagar Nusa menjadi juru damai di tengah pelbagai konflik dan tawuran antar kelompok pesilat yang kerap tejadi.
“Saya titip kita semuanya harus menjaga jangan sampai yang sering kita baca, yang sering kita dengar antara perguruan pencak silat berantem, berkelahi tapi saya sakin Pagar Nusa tidak ada yang seperti itu. Justru menjaga, justru mendamaikan. Setuju?,” demikian ajak Presiden Joko Widodo.
Ajakan presiden tersebut disambut antusias oleh Ketum Pagar Nusa Nabil Haroen, Gus Nabil mengatakan Pagar Nusa sejak awal berkomitmen untuk menjaga perdamain dan keamanan di Indonesia.
“ Pagar Nusa bukan hanya soal bela diri semata, namun pagar nusa sebagai simpul dalam meramu sebuah perbebedaan, menjadikanya sebagai persatuan yang kuat di dalam PN, ujar alumnus ponpes Lirboyo Kediri tersebut
Nabil menambahkan, para anggota PN garda terdepan dalam membangun juru damai khususnya antar perguruan silat di Indonesia.

Pagar Nusa Suguhkan Nusa Wiraga, Nusa Wirasa dan Nusa Wirama
Para Pendekar ini Pakaian serba hitam, ikat pinggang, sorban warna hijau hingga atribut khas pesilat NU membuat penampilan mereka kian gagah. Mereka membawa bendera Indonesia, bendera NU dan Bendera Pagar Nusa.
Puluhan Pagar Nusa terlatih ini membawakan jurus silat yang memukau dihadapan Presiden Joko Widodo. Mereka menyuguhkan pagelaran Nusa Wiraga, Nusa Wirasa dan Nusa Wirama.
Lambang Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa yang tertulis lafaz ‘Laa ghaaliba Illa billah’. Ketua Umum Pagar Nusa 2012-2017 KH Aizzudin Abdurrahman yang menafsirkan lafaz itu sebagai tingkat kepasrahan tertinggi seseorang.
Lafaz itu menyiratkan bahwa meskipun seseorang memiliki kesaktian dirinya tidak boleh merasa sakti. Bahkan kepada musuh sekali pun. Karena meskipun terlihat sakti bila dirinya tidak dilindungi Allah maka kesaktian itu tidak akan berarti apa-apa.
Lambang yang diusulkan KH Suharbillah seorang pendekar silat dan salah seorang pendiri Pagar Nusa itu melingkar di bola bumi, terletak di bawah trisula dan disematkan di seragam kebanggaan para pesilat hingga pendekar Pagar Nusa.
Dengan lafaz itu, pendekar berpegang teguh bahwa tak ada yang mengalahkan seseorang, kecuali hanya karena Allah. Selain itu pendekar seharusnya tidak overdosis soal tujuan untuk kemenangan, karena di atas langit ada langit bila tetap mengenakan slogan itu.
Lokasi Acara Tempat Pertempuran dengan NICA
Lokasi penyelenggaraan juga sangat istimewa. Di Tanjung Perak, Stadion Jalan Krida Mandala, Bumi Morokrembangan. Tepi Selat Madura.
Pada tahun 1945 menjelang 10 November. Tentara sekutu dan NICA mendarat di sini. Sebuah pelabuhan legendaris saksi bisu perjuangan. Mereka dipukul mundur oleh serangan para santri.
Ketua Umum Pagar Nusa Nahdlatul Ulama M Nabil Haroen mengatakan kegiatan pengukuhan dan hari santri yang berlangsung di kota pahlawan menandakan semangat untuk mengenang sejarah perjuangan melawan penjajah di tahun 1945.
Ia menegaskan Pagar Nusa dan NU saling terikat. Erat kaitannya dengan perjuangan membela tanah air dari serbuan penjajah. Resolusi Jihad yang digemakan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari pun digelorakan di setiap momen pertemuan istimewa karena dinilai seruan jihad untuk membela tanah air.
“Penjajah dikalahkan oleh para santri-santri kita,” kata Gus Nabil Haroen.
Mendung Sempat Selimuti Area Pengukuhan Pagar Nusa
Kejadian tak biasa terjadi saat ijazah kubro dan pengukuhan pagar nusa di Lapangan Jala Krida Bumimoro Surabaya. Saat pengukuhan berlangsung, terlihat awan hitam mengelilingi lokasi pengukuhan membuat hawa suasana menjadi sejuk dan teduh. Fenomana tersebut berlangsung kurang lebih 45 menit hingga proses pengukuhan hampir usai.
Mufid salah seorang anggota Pagar Nusa asal Nganjuk menyebut, jika fenomana awan diatas lokasi acara adalah berkah dari doa yang dipanjatkan oleh kyai sepuh dan kader Pagar Nusa.
“ Mungkin karna Doa dari kyai sepuh saat ijazah tadi malam” Tutupnya
Di musim kemarau suhu di Surabaya mencapai hingga 36 derajat yang membuat orang tidak mau berlama lama untuk berada diluar ruang dan terpapar cahaya matahari langsung.
22 Oktober 2023 Menurut Hitungan Weton
Minggu 22 oktober 2023 ternyata bukan tangga sembarangan. 22 oktober 2023 bertemu dengan pasaran Legi. Dalam penanggalan Jawa, hari ini juga bertepatan dengan 6 Bakdamulud 1957, berada di Tahun Jimawal, Windu Sancaya dan Wuku Manahil. Minggu Legi Weton (hari kelahiran) Minggu Legi atau Ngahad Legi memiliki neptu 10.
Menurut Pemerhati Weton Sururi Arumbani Menybut neptu 10 atau Angka 0 merupakan awal dari sebuah siklus kehidupan. Jadi hal ini dimaknai bahwa pengukuhan Pagar Nusa ini sebuah awal kejayaan kembali pagar nusa untuk bangsa Indonesia.
Hal ini juga senada yang disampaikan oleh Ketum Pagar Nusa Gus Nabil, Gus nabil dalam periode ini akan membawa PN sebagai Organisasi yang lebih Modern dan professional. Didukung dengan optimlisasi data base yang telah memiliki anggota lebih dari 3 juta. (PRW)