Jurnal9.tv – Dunia kembali berduka. Bencana alam Gempa Bumi di Turki-Suriah menjadi kabar duka bagi sesama manusia. Gempa tersebut telah menimbulkan puluhan ribu korban jiwa. Terjadinya dua gempa di Turki-Suriah telah menghancurkan beberapa gedung dan rumah masyarakat Turki.
Frank Hoogerbeets seorang peneliti Belanda dari lembaga Solar System Geometry Survey, mencuit sebuah postingan akun Twiter pribadinya mengenai prediksi gempa yang akan terjadi. Ia memprediksi bahwa di beberapa dari salah satu negara Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah dan Lebanon cepat atau lambat akan terjadi gempa. Prediksi tersebut dilakukan tiga hari sebelum terjadinya gempa.
Gempa Pertama berpusat di Kahramanmaras dan Gazientep dengan kedalaman 24,1 bermagnitdo 7,8 dan yang mana di wilayah tersebut merupakan perbatasan antara Turki dengan Suriah, sehingga gempa tersebut dapat dirasakan oleh 2 negara yakni Suriah dan juga Lebanon. Lantas gempa susuluan yang kedua berada di Kota Ekinozu yang terletak di Provinsi Kharanmaras dengan magnitude sebasar 7,5.

Dalam cuplikan Video Assosiated Press Ahli seismologi gempa bumi British Geogical survey Segou Margarita mengatakan “Sekarang dalam hal pelepasan energy, kita Asosiasikan bahwa M 7,8 setara dengan energy yang dilepaskan oleh 20 miliar kilo bahan peledak . dan kira kira lebih dari 1000 kali lebih kuat dari bom atom yang menghancurkan Hirosima”.
Turki merupakan salah satu negara yang sering kali terlanda bencana alam gempa bumi. Dan gempa bumi yang terjadi pada Senin, (06/02/2023) ini merupakan bencana alam terburuk dalam satu dekade ini, dan dapat dikatakan bencana yang mematikan.
Ada beberapa sebab yang membuat bencana gempa bumi Turki-Suriah disebut bencana yang mematikan.
- Turki Berada di Zona Rawan
Turki merupakan salah satu negara yang secara letak geografis berada di dalam zona gempa paling aktif di dunia. Turki berada di sarang aktivitas seismik (Turki berada di 2 patahan besar di lempeng Anatolia, yakni patahan Anatolia utara yang melintasi Turki dari Barat ke Timur dan patahan Anatolia Timur yang ada di wilayah Tenggara negara tersebut.
Peneliti British Geological Survey Roger Musson mengatakan, gempa bermagnitudo 7 belum pernah terjadi di negara Turki selama 200 tahun terakhir.
- Konstruksi Bangunan
Kokohnya sebuah bangunan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatiakan ketika berada di sebuah negara yang relatif rawan terjadi gempa. Kemungkinan terbesar ada beberapa bangunan yang ada di Turki tidak sesuai standart kekokohan bangunan.
- Gempa Pagi
Terjadinya gempa di pagi hari, dan banyaknya masyarakat yang istirahat, serta tidak mengetahui akan adanya tanda-tanda terjadinya gempa, membuat masyarakat susah mengevakuasi diri sendiri.
Bencana ini menjadi duka masyarakat dunia. Untuk itu masyarakat diharapkan tetap waspada ketika tinggal di daerah yang rawan bencana gempa bumi. (muk/snm)