Gelar Forum R20, PBNU Ajak Agama Dijadikan Solusi bagi Masalah Global

Jakarta, Jurnal9.tv – Menggandeng Rabithah Alam Islami atau Liga Muslim Dunia, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan hadirkan
para pimpinan agama dunia pada 2-3
November mendatang di Nusa Dua, Bali, dalam rangkaian G20 yang digelar di tempat yang sama. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dijadwalkan berpidato dalam pembukaan forum.

Dalam konferensi Pers di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (7/9) siang ini, Ketua Umum PBNU sekaligus inisiator R20, K.H. Yahya Cholil Staquf, menyebutkan tujuan
konferensi ini untuk memastikan, agama berperan sebagai solusi bagi masalah
global, bukan menjadi bagian dari masalah global. “Kami ingin mengajak para pemimpin agama dunia, termasuk Sri Paus untuk secara jujur dan apa adanya, membahas permasalahan agama yang saat ini masih nyata terjadi di belahan bumi dunia,” lanjutnya.

Gus Yahya mencontohkan soal ijin pendirian ibadah yang sudah puluhan tahun tetap menjadi masalah dan belum ada solusi bersama. Karena itu, perlu dicari titik persamaan agama-agama, yang dengan itu bisa dijadikan dasar memcari solusi terhadap permasalahan global. “Ini yang membedakan Forum R20 ini dengan dialog lintas iman selama ini,” tuturnya.

Forum Agama G20 ini akan mengundang orang-orang dengan niat baik dari setiap agama dan bangsa untuk membawa struktur kekuatan geopolitik dan ekonomi dunia selaras
dengan nilai-nilai moral dan spiritual tertinggi, demi seluruh umat manusia,” tuturnya sambil berharap forum ini dapat memfasilitasi munculnya sebuah gerakan global.

Sementara itu, Syekh Dr. Mohammad bin Abdulkarim Al-Issa, Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (Rabithah al-Islami), organisasi yang berkantor pusat di Makkah, Arab Saudi, yang menjadi penyelenggara bersama (co-host) Forum R20 menyambut baik insiatif Nahdlatul Ulama PBNU ini. “Forum R20 akan memperkuat misi kami, menjadi platform yang luar biasa untuk dialog yang akan memperkuat dan memperluas misi mulia Liga Muslim Dunia,” tambahnya.

Ketua Panitia Forum R20, Dr Ahmad Suaedy menyebutkan forum ini akan mengumpulkan dan memobilisasi para pimpinan agama dari negara-negara
anggota G20 dan beberapa negara lain. Puncak R20 akan menghasilkan komunike bersama. R20 berikutnya diselenggarakan di India pada 2023 dan Brasil pada 2024. “Dari 2022 hingga 2024, Indonesia, India, dan Brasil sebagai rumah bagi
populasi Muslim, Hindu, dan Katolik terbesar di dunia, berturut-turut menjabat
kepresidenan G20 dan dengan demikian menjadi tuan rumah R20,” lanjutnya.

Pembicara yang sudah menyatakan bersedia, KH A Mustofa Bisri, Rois Am PBNU 2014-2015; Uskup Thomas Schirrmacher, Sekretaris Jenderal Aliansi Injili Dunia; serta Prof. Mary Ann Glendon, guru besar emeritus ilmu hukum di Harvard Law School dan
mantan Duta Besar AS untuk Takhta Suci Vatikan. Lebih dari 200 pimpinan agama dan
politik terkemuka dari Indonesia dan seluruh juga telah mengonfirmasi kehadiran mereka.

Tema dan isu utama yang akan dikaji pada R20 meliputi: Kepedihan Sejarah, Pengungkapan Kebenaran, Rekonsiliasi, dan Pengampunan; Mengidentifikasi dan
Merangkul Nilai-nilai Mulia yang Bersumber dari Agama dan Peradaban Besar Dunia; Rekontekstualisasi Ajaran Agama yang Usang dan Bermasalah; Mengidentifikasi Nilai-nilai
yang Dibutuhkan untuk Mengembangkan dan Menjamin Koeksistensi Damai; dan Ekologi
Spiritual. Sebagai wahana untuk mempromosikan kerja sama sistematis antara beragam agama,
peradaban, dan bangsa, R20 di Indonesia menjanjikan dampak global yang langgeng (*)