Malang, Jurnal9.tv – Sebanyak 129 orang meninggal dunia dalam peristiwa kerusuhan suporter Aremania di stadion Kanjuruhan, pada Sabtu (1/10/2022) malam. Kericuhan itu terjadi lantaran tim kesayangannya Arema FC kalah di kandang sendiri saat melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2 – 3.
Hal ini sangat disayangkan terlebih pemerintah setempat atau Forkopimda Jatim dan Forkopimda Kabupaten Malang.
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menyampaikan penyesalan dan prihatin serta berduka cita atas terjadinya kejadian ini, di mana terjadi pertandingan sepak bola antara Aremania dan Persebaya yang berujung pada korban jiwa.
“Polri beserta penyelenggara serta instansi terkait sudah melaksanakan rapat beberapa kali sehingga pertandingan ini tadi disepakati hanya dihadiri oleh suporter dari Arema saja, sehingga tidak ada suporter dari Persebaya, sedangkan Persebaya penontonnya melaksanakan nobar di beberapa titik di Surabaya,” paparnya.
Pertandingan hari Sabtu ini berlangsung dari pukul 20.00 WIB sampai 22.00 WIB dalam prosesnya kemenangan ada di Persebaya 2-3, terkait dengan proses pertandingan tidak ada permasalahan, semuanya selesai.
“Permasalahan terjadi pada saat telah selesai, terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri tidak pernah kalah, namun pada malam ini mengalami kekalahan, rasa kekecewaan itulah yang menyebabkan para penonton turun ke tengah lapangan dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan,” tandasnya.
“Oleh karena itu pengamanan melakukan upaya-upaya pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan, ataupun mengejar para pemain,” tambah Kapolda Jatim saat bertemu awak media di Mapolres Malang Kabupaten.
Lebih lanjut, Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, dalam prosesnya untuk melakukan upaya-upaya pencegahan sampai dilakukan gas ari mata.
“Karena sudah mulai menyerang petugas, sudah mulai merusak mobil dan akhirnya karena gas air mata mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar yaitu pintu 12 kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya pertolongan yang ada di dalam stadion, kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit,” terangnya Irjen Pol Nico Afinta.
Dalam kejadian tersebut telah meninggal 129 orang, 2 diantaranya anggota Polri dan 34 penonton meninggal di Stadion, kemudian yang lain meninggal di rumah sakit pada saat proses upaya penolongan.
Lalu ada 13 mobil yang rusak, 10 diantaranya mobil dinas milik Polri, mobil patroli, mobil truk Brimob, mobil Patwal, mobil K9 dan juga ada mobil pribadi.
Sementara, Kapolda juga menyampaikan, saat ini masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan, tadi dilakukan proses pengecekan langsung oleh petugas terkait dengan upaya-upaya penyembuhan kepada yang sedang dirawat.
Kapolda Jatim juga menyampaikan, tidak semua suporter turun lapangan, dan tidak semua melakukan aksi anarkis, serta tidak semuanya kecewa.
“Kami juga ingin menyampaikan bahwa dari 40.000 penonton yang hadir kurang lebih, tidak semuanya anarkis, tidak semuanya kecewa, hanya sebagian yaitu sekitar 3000-an yang masuk turun ke tengah lapangan sedangkan yang lain itu tetap diam diatas,” paparnya.
“Jadi ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, kalau memang semuanya mematuhi aturan kami juga akan melaksanakan juga dengan baik, tapi ada sebab dan akibatnya kami akan menindak lanjuti,” pungkas Kapolda Jatim.
Di penutup keterangannya, Irjen Pol Nico Afinta bersama Forkopimda Jatim dan Forkopimda Kabupaten Malang menyampaikan belasungkawa dan pihaknya juga akan melakukan langkah-langkah kedepan dengan stakeholder agar pristiwa serupa tidak terulang kembali, prtugas juga akan melakukan pengecekan kembali supaya tidak ada masyarakat ataupun penonton yang masih tertinggal di stadion.