Drama Sarwani Ketika Istrinya Hilang di Masjidil Haram

Makkah, jurnal9.tv -Sarwani tidak bisa menyembunyikan kepanikannya. Berulang kali jemarinya memencet smartphone, namun jaringan sulit terhubung. Ia sendirian terpisah dari rombongan, sedang berteduh di pos jaga petugas haji Terminal Shib Amir, Selasa 04 Juni 2024.

“Pak, tolong. Jangan pergi dulu, istri saya hilang. Janjian di mobil kuning katanya, tapi kok enggak datang-datang,” kata pria tambun itu sambil celingukan matanya mencari-cari istrinya.

“Sudah ditelpon juga tapi tidak nyambung-nyambung. Sinyalnya jelek kali ya pak,” katanya menambahkan, sambil terus mencoba menghubungi istrinya.

Tak berselang lama, akhirnya telepon diangkat. Sempat tersambung, Sarwani bertanya posisi di mana? Si istri tidak tahu pasti. Ia hanya mengatakan sedang di tempat burung-burung lalu terputus lagi. “Yah, putus lagi. Pak, di mana lokasi burung-burung?”

Sarwani lalu mengirim pesan WhatsApp posisinya di pos jaga Terminal Shib Amir. Sambil menunggu balasan, Ia lantas menceritakan kalau berangkat ke Masjidil Haram bersama rombongan asal Palembang untuk beribadah umrah wajib.

Tiba di Makkah, Senin 03 Juni 2024, Sarwani istirahat sejenak di Hotel 702 wilayah Jarwal. Sehari kemudian Ia baru menjalani umrah wajib sebagai bagian dari rentetan ibadah haji itu.

Selesai umrah, pria 45 tahun tersebut sekalian ikut berjamaah Shalat Zuhur. Pulang dari Masjidil Haram masih sempat bersama-sama, namun saat pamit ke kamar mandi sebentar, istrinya yang semula menunggu malah lepas karena berbarengan dengan gelombang jemaah haji yang membludak.

“Kita baru sampai pak, belum tahu tempat-tempatnya. Nampaknya tadi istri belok kiri, saya ke kanan. Hilang gitu saja,” ujarnya.

“Bilangnya di mobil-mobil warna kuning, tapi di mana? Mobil kuning kan di sini kan pak, terminal apa ini (Shib Amir),” kata Sarwani.

Tak berselang lama smartphone-nya bunyi. Si istri mengajak video call. Lalu Ia mengirim lokasi. Ternyata tempat burung-burung maksudnya di bawah Jembatan Gazze di Jalan First Ring Rd–komplek Masjidil Haram–tempat jemaah biasa berteduh.

Sarwani yang tidak tahu di mana lokasi itu lantas mengajak petugas menjemput istrinya. Ternyata benar, istrinya sedang berada di bawah jembatan di antara para askar. Ia melambai-lambai dari kejauhan memanggil-manggil suaminya.

Keduanya lantas bertemu. Ternyata, ada mis-persepsi di antara pasangan suami-istri tersebut. Mobil kuning yang dimaksud si istri adalah kendaraan kuning para pekerja bangunan di sebelah jembatan Gazze. Tempat burung yang dimaksud juga di bawah jembatan.

Sementara Sarwani menganggap mobil kuning yakni Bus Sholawat di terminal Shib Amir. Dan tempat burung di pikirannya adalah lapangan parkir bus yang juga jadi tempat ribuan burung dara mencari makan.

“Alhamdulillah. Malu pak, ketua regu lho padahal,” istrinya cekikikan menggoda Sarwani. Keduanya lantas bergandengan menuju terminal.

Seorang petugas lalu memberinya informasi rambu-rambu agar dihapal dan diingat kalau lain kali datang ke Masjidil Haram lagi. Keduanya lantas berterima kasih sambil bersiap naik ke bus menuju tempat keduanya menginap. (ren/mch)