Surabaya, jurnal9.tv – Pemandangan berbeda terlihat di Surabaya, Sabtu (5/9/2025). Puluhan karangan bunga berjejer rapi di depan Mapolda Jatim, Polsek Tegalsari, hingga Gedung Negara Grahadi, yang menjadi sasaran amukan massa anarkis.
Warna-warni bunga itu bukan sekadar hiasan, melainkan wujud nyata dukungan moral masyarakat kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Karangan bunga tersebut datang dari berbagai kalangan, elemen masyarakat, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, komunitas usaha, hingga tokoh masyarakat. Ucapan yang tertera diantaranya apresiasi atas ketegasan Polri dalam menjaga keamanan Jawa Timur pasca aksi unjuk rasa anarkis beberapa hari terakhir.
Di depan pagar Mapolda Jatim, sebuah papan bunga bertuliskan tegas, “Kami Mendukung Penuh Kinerja Polri di Seluruh Jajaran Republik Indonesia.” Sementara di Polsek Tegalsari, karangan bunga lain memuat pesan, “Mengutuk Keras Tindakan Anarkis, dan Mendukung Polri Menegakkan Hukum Terhadap Para Pelaku.”
Yang paling mencuri perhatian berada di depan Gedung Negara Grahadi. Karangan bunga itu memuat pesan emosional dari warga kota pahlawan, “Kami Arek-arek Suroboyo tidak Sudi Kota Surabaya Dirusak Anarkisme, Kami Dukung Polisi untuk Berantas Anarkisme di Surabaya.”
Bagi sebagian warga, karangan bunga itu adalah bahasa sederhana untuk menyampaikan doa dan harapan. Doa agar Polri selalu kuat, amanah, dan diberi keberanian dalam menghadapi berbagai tantangan. Harapan agar Jawa Timur tetap damai, dan tidak ada lagi ruang bagi anarkisme merusak kehidupan bersama.
Hingga sore hari, karangan bunga sebagai bentuk dukungan itu terus berdatangan, menutupi pagar depan Mapolda Jatim, Polsek Tegalsari dan Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Lebih dari sekadar simbol, kehadiran bunga-bunga itu menjadi tanda eratnya ikatan antara masyarakat dan aparat kepolisian. Sebuah pesan sunyi yang berbicara lebih lantang dari teriakan massa.