Surabaya, Jurnal9.tv – Cuaca ekstrem yang terjadi di Selat Madura, berdampak pada para nelayan di pesisir pantai Nambangan Kenjeran Surabaya. Akibat gelombang tinggi mencapai 3 meter, nelayan tak bisa melaut mencari ikan.
Kalaupun terpaksa melaut, hanya di bibir pantai, mencari rajungan dan kerang. Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, nelayan terpaksa beralih profesi berjualan kopi.
Sejumlah nelayan terpaksa berjualan kopi untuk mencari tambahan penghasilan. Selain itu ada juga nelayan yang tetap nekat mencari ikan, namun hanya dari bibir pantai, mencari rajungan dan kerang.
Asmuni dan Sleman tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut nelayan, cuaca ekstrem ini kerap terjadi, akibat dari angin barat laut yang menyebabkan gelombang tinggi.
“Kurang lebih gelombang tiga meter. Kalau terlalu buruk ya prei (libur) total,” ujar Sleman, Nelayan.
“Yang buruk itu ada jamnya mas. Jam 2, jam 3 sampai malam. Ya kalau ga melaut jualan kopi, es. Kalau sekarang musim kakap putih. Jam 3 sore jalan kalau cuaca ndak buruk,” Imbuh asmuni, Nelayan.
Cuaca ekstrem di laut Selat Madura ini sudah terjadi hampir dua pekan, dan diperkirakan gelombang tinggi masih akan terjadi hingga awal bulan januari 2023 mendatang. (ahs/snm)