Bupati Ingin Gresik Zero Banjir, Delapan Alat Berat Terus Keruk Kali Lamong

Gresik, Jurnal9.tv – Langkah Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dalam menangani Kali Lamong untuk membuat sejumlah Desa di wilayah Gresik selatan menjadi zero banjir itu tak main-main. Sejak menjabat, Bupati Milenial ini langsung mengebut pengerjaan Kali Lamong dengan mengerahkan sejumlah alat berat untuk melakukan normalisasi.

Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik mengatakan, ia berkomitmen membebaskan Gresik dari banjir tahunan karena luapan air Kali Lamong. Komitmen itu merupakan realisasi dari program Nawa Karsa Gresik Maju, pintar dan aman (Gresik Mapan).

“Ini program Nawa Karsa untuk Gresik zero banjir. Yakni, penanggulangan banjir tahunan yang inovatif dan terkoneksi dengan potensi sumber daya alam untuk pengembangan ekonomi wikayah berbasis kawasan,”Ujar Gus Yani, Selasa (26/09).

Sejumlah Kepala Desa di wilayah Gresik selatan mengaku, banjir akibat luapan Kali Lamong ini terakhir terjadi pada awal tahun 2021. Salah satunya, diungkapkan Kepala Desa Deliksumber, Kecamatan Benjeng.

“Alhamdulillah aman sejak ada pengerukan, normalisasi, tidak ada banjir lagi meskipun awal tahun ini (2022) juga hujan deras setiap hari,”ungkap Kades Deliksumber Joko Arianto.

Sementara sejak bulan Juli pengerukan Kali Lamong terus dikebut. Dalam sehari ada enam sampai delapan alat berat yang melakukan pengerukan di wilayah selatan.

Tepatnya di Kecamatan Benjeng dan Kecamatan Balongpanggang. Pekerjaan yang dimulai sejak bulan Juli tersebar di sejumlah desa mulai dari Desa Dapet, Wotansari, Banjaragung dan Lundo.

“Sampai dengan minggu ketiga bulan september telah dilaksanakan normalisasi sepanjang kurang lebih 10 kilometer atau mencapai sekitar 70 persen,”kata Kepala Dinas Pekerjaan Rumah dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Gresik, Achmad Hadi,

Lebih lanjut, masa efektif pekerjaan normalisasi di estimasi sampai awal bulan Nopember 2022 . Pertimbangannya debit air Kali Lamong diperkirakan sudah meningkat dengan semakin tingginya intensitas hujan yang tidak memungkinkan untuk pelaksanaan normalisasi lagi.

“Secara teknis pengerjaan setiap hari telah dioperasikan sebanyak 6-8 alat berat excavator yang tersebar pada spot spot yg diprioritaskan untuk dikerjakan,”kata dia.

Diharapkan dengan kegiatan pengerukan palung sungai dan sekaligus hasil tanah digunakan untuk memperkuat atau meninggikan tanggul sungai akan efektif untuk bisa mengurangi potensi baniir Kali Lamong saat musim hujan nanti.

Diketahui sungai Kali Lamong memiliki panjang kurang lebih 58 kilometer. Pengerukan yang dilakukan Pemkab Gresik dan pembangun tanggul oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo diharapkan dapat meminimalisir banjir Kali Lamong yang menjadi musibah tahunan di Gresik. (apw/snm)