OPINI  

Bulying/Perundungan, Gojlokan dan Sendau-gurau Bedanya Sangat Tipis

Oleh Nonot Sukrasmono, Seniman dan Budayawan Jawa Timur

Secara sederhana, perbedaan utama dari Bulying/Perindungan, gojlokan dan sendau gurau istilah ini terletak pada niat, dampak, dan relasi kuasa yang terjadi.
Senda gurau bertujuan menciptakan keakraban, sedangkan bullying, gojlokan, dan perundungan memiliki potensi untuk menyakiti atau merendahkan. Batas antara candaan dan tindakan yang merugikan bisa sangat tipis, dan kuncinya adalah pada perasaan korban, jika gojlokan dan candaan berlebihan, mengakibatkan seseorang yg menjadi obyek merasa risih, malu, tersinggung  menjurus pada bulying / perundungan.
Maka dari tiga istilah Bulying/perundungan, gojlokan, sendau gurau dapat  ditarik perbedaan.
1. Niat
Bulying biasanya para pelaku berniat untuk menyakiti, merendahkan, atau mengintimidasi korban. Tindakan ini dilakukan secara sengaja dan sadar, hingga membuat korban merasa terancam, mengganggu psikologis kejiwaannya.
Gojlokan Niat awal sering kali dianggap sebagai bentuk bercanda atau cara untuk “mendewasakan” seseorang dalam kelompok, meskipun seringkali menggunakan kata-kata halus, menyindir bahkan sampai kasar.
Sendau Gurau Tujuannya adalah untuk bersenang-senang dan menciptakan suasana menyenangkan bagi semua pihak yang terlibat.

2. Dampak
Bulying Dampaknya merusak secara fisik, mental, atau emosional bagi korban, bahkan dapat menimbulkan trauma jangka panjang. Korban merasa tidak berdaya dan tertekan.
Gojlokan Dampaknya bisa negatif, seperti menjatuhkan mental, membuat korban merasa tidak nyaman, atau merasa terancam.
Sendau gurau Dampak ini sering kali diabaikan atau dianggap sebagai bagian dari proses “penggodokan”.Semua pihak merasa nyaman, tertawa, dan tidak ada yang tersinggung. Jika ada yang tersinggung, candaan akan berhenti.

3. Relasi kuasa
Bulying Terdapat ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban. Pelaku merasa lebih kuat (secara fisik, mental, atau sosial), sementara korban berada pada posisi yang lebih lemah.
Gojlokan Relasi kuasa yang timpang sering terjadi, terutama antara senior dan junior dalam sebuah komunitas atau organisasi. Senior menggunakan posisinya untuk menekan junior.
Sendau gurauTidak ada relasi kuasa yang dominan. Semua pihak berada dalam posisi yang setara dan saling menghormati.

4. Pengulangan
BulyingTindakan ini dilakukan secara berulang-ulang dari waktu ke waktu. Pengulangan adalah salah satu ciri utama yang membedakannya dari tindakan iseng yang hanya terjadi sekali.
Gojlokan Sering kali merupakan ritual atau proses yang berulang dalam komunitas tertentu, seperti pesantren atau organisasi, untuk menguji mental anggota baru.
Sendau gurau Umumnya tidak berulang secara sistematis atau sengaja untuk menyakiti orang yang sama.

Kesamaan
Istilah bullying dan perundungan sering digunakan secara bergantian karena memiliki definisi yang serupa di Indonesia. Keduanya merujuk pada tindakan kekerasan yang dilakukan secara sengaja dan berulang terhadap orang yang lebih lemah.
Gojlokan bisa dianggap sebagai bentuk bullying yang dilegalkan dalam konteks tertentu, terutama jika ada relasi kuasa yang tidak setara dan menimbulkan dampak negatif pada korban.
,Senda gurau bisa menjadi pintu masuk menuju bullying jika batasnya tidak jelas dan mulai melukai perasaan orang lain secara berulang.

Kesimpulan
Dari persamaan dan perbedaan  tsb. di atas adalah bahwa senda gurau dilandasi niat baik, gojlokan niatnya ambigu (bisa mengarah ke baik atau buruk), sementara bullying dan perundungan jelas dilandasi niat jahat.

Perbedaan mendasar yang paling penting adalah dampak yang dirasakan korban. Jika sebuah tindakan membuat seseorang merasa sedih, tertekan, atau tidak nyaman, bahkan jika pelakunya menganggapnya hanya candaan, tindakan itu bisa saja telah melewati batas dan masuk dalam kategori bullying atau perundungan.

Maka dari itu jika gojlokan, sendau gurau berlebihan, apalagi dilakukan berulang-ulang jika membuat obyeknya tidak nyaman, resah, tersinggung maka keempatnya pasti membawa dampak negatif lebih baik dikurangi bahkan dihindari.