Surabaya, Jurnal9.tv – Upaya penguatan nasionalisme terus dilakukan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melalui jalinan kerjasama dengan sejumlah pihak termasuk dunia akademik. Pada Selasa (16/05/2023), BPIP menggelar Sosialisasi dan Pembinaan Ideologi Pancasila di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., PhD. Sebagai Kepala BPIP RI mengajak masyarakat untuk bersyukur memiliki Ideologi Pancasila dalam bernegara, menurutnya betapa hebatnya Pancasila dalam sejarah menjaga peradaban.
“Saya mengajak lagi kita semua untuk bersyukur memiliki Ideologi Pancasila. Tadi sudah saya ceritakan betapa hebatnya proklamasi kita ini, nah ini perlu kita jaga ya,” kata Prof. Yudian.
Ia menambahkan, peranan dunia akademik merupakan faktor penting untuk mendorong kaum intelektual dalam membantu internalisasi nilai-nilai Pancasila di masyarakat melalui program kampus.
“Sehingga kita juga mengajak para mahasiswa agar nantinya menjadi bagian perwujudan nilai-nilai Pancasila melalui Program akademik yang ada di kampus,” lanjutnya.
Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini juga mengingatkan pentingnya kembali menguatkan nilai Pancasila menjelang Pemilu 2024 mendatang.
“Mohon maaf, terutama ini menjelang Pemilu 2024, jadi supaya perbedaan-perbedaan itu tidak begitu terlalu berdampak buruk supaya kita bisa kembali pada nilai kebangsaan,” sambungnya.
Menurutnya, Persatuan seluruh elemen bangsa melalui semangat Pancasila sangat menentukan keberhasilan kemajuan negara.
“Ketika kita sudah bersatu kita bisa membangun negara ini dengan baik,” ujarnya di hadapan wartawan.
Bahkan dalam sambutannya, Lulusan PP. Tremas dan PP. Al-Munawir Krapyak ini memberikan suntikan semangat dengan mengulas sejarah Bangsa Indonesia yang berhasil membebaskan dan mempersatukan kembali 57 negara tanpa Technologi Militer.
“Dikira Bangsa kita hanya 1 Negara, di jawa Timur saja seperti di Madura ada Kerajaan Sumenep, begitu juga di Solo, Cirebon dan Banten. Termasuk di Luar Jawa,” ujarnya berapi-api.
Bagi pria yang pernah mengajar di Comparative Department, Tufts University Amerika ini menyebut kemerdekaan bangsa lain diperoleh melalui hadiah, Sedangkan bangsa Indonesia merdeka di atas tanah air sendiri itupun tanpa pertumpahan darah dan dalam waktu 59 detik melalui Proklamasi Kemerdekaan.
“Sejarah Negara lain seperti India sebagai negara yang besar, ketika Merdeka hasil pemberian Inggris itupun masih dibelah menjadi 2 dengan negara Pakistan dan terpecah lagi menjadi Bangladesh,” pungkasnya.
Dalam kegiatan tersebut juga berlangsung Bedah Buku Islam dan Pancasila Perspektif Maqasid Syari’ah yang dilanjutkan dengan Penandatanganan kerjasama antara BPIP dan UINSA Surabaya serta Peresmian Pusat Studi Pancasila Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. (zen/snm)