Surabaya, Jurnal9.tv – Tanpa diketahui dan disadari beberapa umat muslim pasti pernah merasakan dan mempunyai harapan atas ibadah yang pernah ia lakukan. Hal tersebut adalah termasuk suatu hal yang sangat wajar, dan secara tidak sadar hal itu sudah masuk ke dalam bisnis dengan Tuhan.
Dalam Quran Surat As Shaf ayat 10-12 Allah berfirman yang artinya, “wahai orang-orang yang beriman, maukah kalian Aku tunjukkan pada suatu perniagaan (bisnis) yang dapat menyelematkanmu dari siksa Allah. Maka beriman kepada Allah, beriman kepada Rasul dan berjihad di jalan Allah baik dengan harta maupun dengan dirimu, yang demikian menjadikan sesuatu yang terbaik sekiranya kamu mau tau”.
Bisnis dalam ayat tersebut bukan berarti selalu tentang berbisnis berjualan baju, makanan dan lain-lain. akan tetapi ketika kita melakukan sesuatu (ibadah/hal baik) dan disitu Allah akan memberikan sesuatu kepada hambanya yang mau melakukan kebaikan.
“Allah menawarkan amalan-amalan ibadah yang dengan itu siapapun yang mau melakukannya maka allah akan memberikan keuntungannya,” jelas KH Ilhamullah Sumarkhan, Ketua LDNU PWNU Jatim dalam program Tabuh Maghrib yang disiarkan di Tv9 Nusantara.
Yang dimaksud dari berbisnis ini adalah beribadah kepada Allah dan didasari iman. Semua ibadah yang didasari dengan suatu keinganan yakni ingin mendapatkan pahala, masuk surga dan lain-lain, maka hal itu adalah salah satu bentuk bisnis antara Allah SWT dengan Hambanya. Banyak jalan dan banyak cara yang kita dapat untuk menjalankan bisnis tersebut, seperti berbagi satu sama lain, membangun rumah tangga dan lainnya.
Di dalam dunia bisnis dapat dipastikan tidak jauh dengan untung atau rugi. Lantas apakah hal itu berlaku dalam lingkup bisnis antara Allah dengan Hambanya. Jawabannya adalah tidak.
Kiai Sumarkhan menjelaskan bahwa Allah tidak akan diuntungkan dari ibadah yang dilakukan umatnya. Kemulian-Nya dan Kebesaran-Nya akan selalu abadi. Pada hakikatnya keuntungan dari bisnis tersebut adalah hanya untuk manusia.
Kalaupun semuanya beribadah lalu Allah memberi pahala itu pun tidak menjadikan allah berkurang. Ini adalah aspek kehidupan yang bernilai ibadah. (muk/snm)