Bantu Kesejahteraan Petani Tembakau, Haji Her Raih Anugerah Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025 dari FJN

Surabaya, jurnal9.tv -Suasana penuh keakraban mewarnai silaturahmi Forum Komunikasi Jurnalis Nahdliyin (FJN) bersama H. Khairul Umam, atau yang akrab disapa Haji Her, di kediamannya, Surabaya, Jumat (31/10) malam.

Dalam pertemuan itu, pengusaha asal Madura tersebut menerima Anugerah Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025 atas dedikasinya dalam meningkatkan kesejahteraan petani tembakau.

Nama Haji Her dikenal luas sebagai figur di balik PT Bawang Mas Group sekaligus Ketua Paguyuban Pelopor Petani dan Pedagang Tembakau se-Madura (P4TM). Ia menjadi sorotan publik karena keberaniannya membeli hasil panen tembakau petani dengan harga tinggi jauh di atas harga pabrikan besar demi menyejahterakan petani Madura.

“Dulu dikasih tahu kiai, banyak santri yang tak bisa membayar kitab dan biaya pondok karena orang tuanya sering rugi bertani tembakau,” kenangnya.

Pesan itu menjadi titik balik hidupnya. Ia pun memutuskan membeli tembakau petani dengan harga tinggi agar ekonomi masyarakat Madura lebih sejahtera.

“Sekarang, insyaallah ekonomi di Madura sudah tumbuh. Sudah berkurang petani yang jadi TKI, kejahatan juga berkurang,” lanjutnya.

Langkah berani Haji Her membuat harga tembakau di Madura lebih stabil. Petani kini tak lagi tertekan oleh monopoli harga.

“Kesejahteraan petani itu sebenarnya tidak rumit. Ada dua hal: kehadiran pemerintah dan ketersediaan dana untuk membeli dan menimbun tembakau,” tegasnya.

Tak hanya di Madura, Haji Her juga membeli panen tembakau hingga ke Jawa Tengah dan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia bahkan mengusulkan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Madura dengan fokus pada sektor tembakau dan garam.

“Kalau ini diwujudkan, kesejahteraan petani naik, dan pendapatan negara juga ikut bertambah,” ujarnya penuh harap.

Atas kontribusinya, FJN menganugerahkan penghargaan Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif 2025 kepada Haji Her. Ketua FJN Didi Rosadi menilai, sosoknya layak diapresiasi karena membantu ribuan petani Madura, mayoritas warga Nahdliyin.

“Beliau mau membeli tembakau di atas harga pabrikan besar. Dampaknya luar biasa, sampai ke pesantren dan santri,” kata Didi.

Lahir di Pamekasan, 25 November 1981, Haji Her tumbuh dari keluarga sederhana. Ia menempuh pendidikan di SDN Kadur 01 dan MI Al-Falah Sumber Gayam, lalu melanjutkan ke SMP hingga MA Al-Falah Kadur. Setelah itu, ia merantau ke Universitas Muhammadiyah Malang untuk memperluas wawasan dan mengasah mental wirausaha.

Sejak mahasiswa, Haji Her sudah terbiasa bekerja keras. Ia berjualan alat dapur, menjadi sales, hingga menjadi perantara pembelian tembakau. Tahun 2008 menjadi tonggak penting ketika ia memberanikan diri membeli tembakau langsung dari petani.

Perjalanan hidupnya tidak selalu mulus. Namun, ia selalu berpegang pada pesan moral untuk memuliakan ibu dan menjaga kehormatan keluarga. Prinsip itu menjadi kunci suksesnya.

Kini, di usia 44 tahun, Haji Her tak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses, tetapi juga sebagai tokoh yang menginspirasi ribuan petani dan santri untuk mandiri, bekerja keras, dan tetap berpihak pada keadilan ekonomi rakyat.