Sidoarjo, jurnal9.tv -Kasatkorwil Banser Jawa Timur, H. Rizza Ali (Gus Rizza), bersama puluhan anggota Banser Jatim terjun langsung ke lokasi untuk membantu proses evakuasi para korban Musibah Runtuhnya Musholla Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, bersama unsur TNI, Polri, BPBD, dan relawan setempat, Minggu.
Sementara itu, Satgas NU Peduli untuk Penanganan Musibah Al-Khoziny digandeng Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Polda Jatim untuk membantu pelaksanaan shalat jenazah dan mengantar jenazah ke rumah duka menggunakan ambulans Lazisnu Jatim sejak Sabtu (4/10).
“Kami hadir atas dasar panggilan kemanusiaan. Ini bukan hanya tugas organisasi, tapi panggilan hati untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah,” ujar Gus Rizza di sela kegiatan evakuasi dengan mengenakan seragam lengkap dan perlengkapan keselamatan bersama para personel Banser.
Selain membantu proses evakuasi korban, Banser juga turut berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memastikan area di sekitar lokasi tetap aman dari potensi reruntuhan susulan. Proses pencarian korban dilakukan secara hati-hati dan terukur, mengingat kondisi bangunan yang masih labil.
Hingga Minggu sore hari, upaya evakuasi masih terus berlangsung. “Semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Petugas Ansor Banser Peduli Ponpes Al-Khoziny telah dijadwalkan dari Banser Sidoarjo hingga Senin (6/10), namun bila masih dibutuhkan pun siap disiagakan. “Banser siap menjadi garda terdepan dalam menjaga kemanusiaan, solidaritas sosial, dan nilai-nilai kebangsaan,” katanya.
Kesiapan juga ditunjukkan Satgas NU Peduli untuk Penanganan Musibah Al-Khoziny. “Kini, seiring mulai bergesernya para wali santri, maka posko 1 Lazisnu di depan kampus 2 Al-Khoziny pun bergeser ke RS Bhayangkara Polda Jatim, karena kami juga digandeng Tim DVI RS Bhayangkara Polda Jatim untuk pengurusan jenazah,” kata Ketua PW Lazisnu Jatim, H Afif Amrullah.
Sejak musibah terjadi (29/9), sekitar 400 petugas tim SAR gabungan dikerahkan, mereka bekerja secara bergantian di lokasi musibah, sedangkan Tim Satgas NU Peduli untuk Penanganan Musibah Pesantren Al-Khoziny yang meliputi LAZISNU, LPBINU, dan RMINU, telah terlibat proses pemulasaran jenazah para santri.
Pada Sabtu (4/10) malam, pelaksanaan shalat jenazah di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Surabaya untuk tiga santri asal Surabaya yang sudah teridentifikasi pun dipimpin langsung oleh Ketua Pengurus Cabang (PC) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Kota Surabaya, Gus M Ghozi Ubaidillah bin KH Masduqi Abdul Ghoni.
Keponakan Rais Aam Pengurus Besar Nahldatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar ini mengatakan, santri korban tersebut saat terjadinya musibah ada yang sedang berwudlu di pesantren, tapi shalatnya di surga.
“Mereka takbiratul ihromnya di pesantren tapi ucap salamnya di surga, mereka adalah syahid ‘Indallah (mati syahid menurut Allah), mereka adalah syahid di akhirat. Semoga, keluarga (korban) sabar dan mendapatkan berkahnya para masyayikh keluarga pesantren al-khoziny dan seluruh masyayikh, Aamiin,” kata Gus Ghozi.
Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bangkalan, RKH Muhammad Makki Nasir yang juga wali santri Pesantren Al-Khoziny, berpesan kepada para alumni Pesantren Al-Khoziny untuk menyikapi dunia media sosial (medsos) dengan bijaksana dan pikiran yang jernih serta tidak terseret arus opini yang belum tentu kebenarannya. “Ini amal saleh, jangan emosi,” katanya saat berkunjung ke Al-Khoziny (3/10).
Hingga Minggu (5/10) pagi pukul 07.00 WIB, Dinas Kesehatan Provinsi Jatim melaporkan Jumlah Korban 140 Orang dan 1 body part belum teridentifikasi. Ke-141 orang itu meliputi Pasien Rawat Inap (8), Pasien sudah pulang (95), Korban pulang tanpa membutuhkan perawatan (1), dan Meninggal (37). (*/satgas)