Surabaya, Jurnal9.tv – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan setiap 12 Rabiul Awal, tahun ini jatuh pada 8 Oktober 2022. Maulid Nabi Muhammad SAW memiliki makna dan hikmah yang sangat besar bagi umat Islam . Salah satunya bertujuan mengingatkan jejak dan napak tilas kehidupan serta perjuangan Nabi Muhamad SAW kepada umat.
Merayakan maulid merupakan luapan kegembiraan atas terlahirnya Nabi Muhammad di dunia. Bergembira atas kelahiran Nabi manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh orang yang beriman, namun juga oleh non-Muslim.
Lantas apa hikmah dari Maulid Nabi Muhammad SAW itu sendiri?
Dikutip dari buku karya Abu Nur Ahmad al-Khafi Anwar bin Shabri Shaleh Anwar yang berjudul “Awal Muhammad Akhir Muhammad” Jilid 1 menjelaskan, ada banyak hikmah yang terkandung dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, di antaranya adalah :
Peringatan Maulid Nabi SAW mendorong orang untuk membaca sholawat dan sholawat itu diperintahkan Allah Ta’ala yang sudah diterangkan dalam (surah Al- Ahzab ayat 56).
- Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah ungkapan kegembiraan dan kesenangan dengan beliau.
- Meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin kecintaan kepada Rasulullah SAW adalah sebuah keniscayaan sebagai konsekuensi dan keimanan.
- Meneladani perilaku dan perbuatan mulia Rasulullah SAW dalam setiap gerak kehidupan kita.
- Melestarikan ajaran dan misi perjuangan Rasulullah.
- Adapun syafaat dari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Di dalam kitabnya yang berjudul Risalah al-Amin, karya Imam Abu Hasan Asy Syadzili (1197-1258 M), A-Syadzili menjelaskan syafaat adalah cahaya Allah SWT yang tampak pada esensi Rasulullah SAW.
Maka, menurut dia, setiap hamba Allah akan menemukan roh dan tenang dengannya. Menurut Asy Syadzili, dia tetap diketahui oleh orang yang kufur, orang yang beriman, atau makhluk Allah yang lain. Adapun orang yang mukmin, dia akan terus melakukan hal tersebut dan tidak akan mendapat celaan. Karena, Allah SWT berfirman:
يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ
Artinya: “Pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS At Tahrim 8).
Adapaun orang kafir, menurut Asy Syadzili, maka syafaat itu akan lewat seperti kilat supaya dia menyadari apa yang telah ditinggalkannya, kemudian dia mendapatkan siksaan yang pedih. Allah SWTberfirman,
لَهُمْ مِّنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَّمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍۗ وَكَذٰلِكَ نَجْزِى الظّٰلِمِيْنَ
“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim.” (QS Al Araf ayat 41).
Lebih lanjut, Asy Syadzili menjelaskan, syafaat adalah tertuangnya cahaya kepada inti sari kenabian. Kemudian, dari ini sari kenabian tersebut menyebar ke semua nabi. Kemudian, cahaya-cahaya dari orang-orang jujur dan para nabi memantul ke semua makhluk Allah lainnya.
Merayakan Maulid Nabi adalah upaya yang sangat baik untuk meningkatkan rasa kecintaan kepada Rasulullah. Karena, yang mencintainya dijamin kelak akan dikumpulkan bersama beliau di tempat yang mulia, dan mereka-mereka yang dikumpulkan bersama Nabi adalah yang mendapatkan syafaat beliau. (frs/snm)