Jakarta, Jurnal9.tv – Kasus kekerasan kepada para santri di beberapa pesantren hingga ada korban meninggal memberi kesadaran baru perlunya perbaikan terus menerus sistem pembinaan dan penegakan kedisiplinan para santri. Masyarakat tidak perlu khawatir, karena pesantren sudah punya pengalaman puluhan bahkan ratusan tahun membin santri
Hal itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Yahya Cholil Staquf di salah satu hotel di Jakarta menjelang Konferensi Pers Religion Forum (R20) International Summit Religious Leaders atau pertemuan internasional pemimpin agama menyambut penyelenggaraan G20 di Bali pada Nobember 2022 mendatang. “Atas nama PBNU, saya menyatakan ikut berduka cita atas meninggalnya santri dan semoga kedepan tidak ada lagi kekerasan pada santri dan juga peserta didik lainnya,” imbuhnya.
Seperti diketahui, seorang santri di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor (PPMD) atau Ponpes Gontor meninggal akibat kekerasan. Pernyataan resmi dan permphonan maaf juga telah disampaikan oleh Pimpinan Pesantren dan telah dilakukan komunikasi dengan pihak keluarga santri. Sementara itu, Pemerintah melalui Kementerian Agama menjanjikan kekerasan di ponpes tidak akan terulang. Kemenag menyiapkan aturan baru untuk mencegah kekerasan di pondok pesantren.
Lebih lanjut, Gus Yahya menyatakan bahwa kekerasan bukan lagi pilihan, dan sudah tidak efektif dalam mendisiplinkan santri. “Jangan-jangan, yang memukul sanrri, nantinya di masyarakat tidak lebih alim dari santri yang dipukul,” selorohnya. (*)