ISNU Jatim Gencar Dukung Jawa Timur Sebagai Halal Center Indonesia

SURABAYA,jurnal9.tv,-ISNU Jawa Timur terus giat untuk memperkuat Jawa Timur sebagai halal center Indonesia. Demikian diungkapkan Ketua PW ISNU Jawa Timur, Prof. M. Mas’ud Said. dalam sambutan pembukaan Pelatihan Pendamping Proses Produk Halal (PPH) yang berlangsung hari ini 18-19 Maret 2022 di Gedung UNUSA Surabaya diikuti oleh 110 peserta yang antusias mengikuti. Ini adalah kegiatan pelatihan Pendamping agkatan ke-4.

Indonesia belum masuk dalam 5 besar negara yang mengekspor produk-produk halal dunia. Tertinggal dari Brazil, Australia dan Malaysia. Padahal potensi dan jumlah penduduk muslim Indonesia merupakan terbesar di dunia.

Ia menegaskan bahwa isu-isu halal ini harus diperkuat oleh siapapun khususnya di Jawa Timur. Nantinya, Jawa Timur akan diproyeksikan menjadi pusat halal Indonesia.

Presiden dan Wapres sudah memberikan dukungan agar Indonesia menjadi pusat halal dunia melampaui Brazil, Australia maupun Malaysia. Sedangkan Gubernur Khofifah sangat antusias untuk menjadikan provinsi besar ini sebagai provinsi yg kuat dalam industri halal terkuat di Indonesia.

PW ISNU Jawa Timur berkomitmen melatih 3.500 orang pendamping PPH dengan jumlah trainer dari PW ISNU yg tersertifikasi

Nantinya, para pendamping ini yang akan mendampingi proses sertifikasi halal industri mikro dan kecil melalui jalur self declare (pernyataan mandiri).

Trend halal di luar negeri, tutur Prof. Mas’ud, bisa digelorakan sebab, sudah terbukti bahwa halal yang diajarkan Islam juga termasuk higienis dan sehat

“ Yang namanya halal food, dekat dengan higienis dan healthy. Di Barat, kalau sudah ada label halal maka pembelinya grudak-gruduk, laris. Ini juga salah satu pemicu Islam menjadi agama yang terbesar perkembangannya di Barat. Karena yang diteliti di Islam itu selalu benar, “ ujar Guru Besar Ilmu Pemerintahan yang juga Direktur Pascasarjana UNISMA ini.

Rektor UNUSA, Prof. Dr. Ahmad Jazidie, M.Eng. mengaku sangat senang dan bangga menjadi bagian dari proyek strategis nasional ini. Jazidie menceritakan, sewaktu studi di Jepang, dulu banyak makanan yang berbahan babi. Namun belakangan, dengan meningkatnya trend halal di Jepang, makin banyak menemukan makanan halal dijual. Makanan berlabel halal di Jepang selain dibeli konsumen muslim, ternyata juga disukai orang Jepang.

“Sekarang ini banyak yang negara barat yang moslem friendly. Isu halal direspon positif di luar negari. Oleh karena itu, gerakan-gerakan seperti ini perlu kita dukung penuh,” ungkap Guru Besar Teknik Elektro yang pernah menerima Penganugerahan bintang jasa oleh pemerintah Jepang ini.

Responses (2)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *