Gresik, jurnal9.tv -Dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional, Badan Pelaksana Penyelenggara Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (BP3MNU) Ranting Dadapan, Kecamatan Solokuro Lamongan bekerja sama dengan Pimpinan Ranting Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Dadapan menggelar workshop pendidikan bertajuk “Strategi Problem Solving Kreatif dan Pengelolaan Pendidikan Inovatif”. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 21 November 2025, bertempat di Aula Pondok Pesantren Beji Banyutengah, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik.
Workshop diikuti seluruh guru madrasah di lingkungan BP3MNU Ranting Dadapan dan berlangsung dengan penuh antusias dari siang hingga sore hari.
Pada sesi pertama, narasumber Dr. Syamsul Anam, M.Pd., Trainer Nasional Kemendikdasmen RI sekaligus Tim Pengembangan SDM PW Pergunu Jawa Timur, menyampaikan bahwa ada tiga modal utama yang wajib dimiliki guru di era modern, yakni Growth Mindset (Pola Pikir Bertumbuh).
“Guru harus meyakini bahwa kemampuan dan kecerdasan bisa terus dikembangkan. Pola pikir tetap (fixed mindset) akan membuat kita cepat menyerah menghadapi tantangan,” tegasnya.
Selanjutnya disampaikan Dr. Syamsul Anam, keterampilan dan Penguasaan Media Pembelajaran
Guru dituntut mampu menguasai materi sekaligus memanfaatkan berbagai media dan teknologi pembelajaran, mulai alat sederhana hingga platform digital.
Poin ketiga merupakan Perubahan Peran Guru, Aktivator, Motivator, dan Fasilitator. “Guru bukan lagi satu-satunya sumber ilmu. Tugas kita mengaktifkan potensi siswa, memotivasi, dan memfasilitasi proses penemuan pengetahuan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Syamsul juga memaparkan strategi praktis seperti penerapan Design Thinking, Project-Based Learning, manajemen pendidikan inovatif, optimalisasi teknologi, serta penguatan komunitas guru (MGMP/KKG) untuk mendorong kolaborasi dan inovasi berkelanjutan.
Ia menegaskan bahwa kreativitas dan inovasi bukan bakat bawaan, melainkan keterampilan yang dapat dilatih.
Masih pada kesempatan yang sama, Dr. H. Ahmad Iwan Zunaih, Lc., M.M., M.Pd.I, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Komisi A. Yang membawakan tema “Perlindungan Hukum dan Advokasi bagi Guru dalam Menjalankan Tugas Pendidikan”.
Gus Iwan menyoroti maraknya kriminalisasi terhadap guru yang menerapkan disiplin sesuai kode etik. Saat menjalankan tugasnya, tidak jarang guru sering menjadi korban laporan pidana hanya karena menegur atau mendisiplinkan peserta didik. Ini sangat memprihatinkan.
Menurut Gus Iwan, guru berhak memperoleh pendampingan hukum dari organisasi profesi dan pemerintah daerah.
Selain itu, dokumentasi tindakan pendidikan sebagai bukti bahwa langkah disiplin dilakukan secara proporsional serta Sekolah/madrasah wajib memiliki tim advokasi guru serta menjalin kerja sama dengan aparat penegak hukum.
“Guru adalah pilar peradaban. Jika guru takut mendidik karena ancaman pidana, maka masa depan anak bangsa yang terancam,” tegasnya disambut tepuk tangan peserta.
Sementara ketua BP3MNU Ranting Dadapan, Drs. Moh. Sutikno, mengapresiasi para narasumber dan peserta atas terselenggaranya kegiatan ini.
“Semangat Hari Guru Nasional harus diwujudkan dengan peningkatan kompetensi dan literasi guru. Ilmu hari ini kami harapkan menjadi bekal untuk mencetak peserta didik yang unggul dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata kepada kedua narasumber dan sesi foto bersama. Para peserta mengaku terinspirasi dan siap mengimplementasikan growth mindset serta peran guru sebagai aktivator–motivator–fasilitator di kelas masing-masing. Selain itu, pemahaman mengenai perlindungan profesi semakin menambah kepercayaan diri para guru dalam menjalankan tugasnya.
Dengan semangat “Guru Penggerak, Indonesia Maju”, BP3MNU dan Pergunu Ranting Dadapan berkomitmen untuk terus menyelenggarakan kegiatan serupa demi peningkatan mutu pendidikan di Desa Dadapan.




