Kolaborasi dengan KBP3A, INSIDA di Hari Anak Sedunia Hadir Tumbuhkan Keberanian dan Harapan Anak Gresik

Avatar photo

Gresik, jurnal9.tv -Suasana Atrium Gresmall lantai 1 pada peringatan Hari Anak Dunia tahun ini terasa berbeda. Bukan sekadar meriah, acara sosialisasi pencegahan kekerasan pada anak yang digelar oleh Program Studi Psikologi Islam Institut Agama Islam Daruttaqwa (INSIDA) Gresik bersama Dinas KBPPPA Kabupaten Gresik berhasil menghadirkan pengalaman edukatif yang menginspirasi para pelajar yang hadir.

Di tengah hiruk pikuk pusat perbelanjaan, ratusan siswa SMP dan SMA dari berbagai wilayah di Gresik duduk dengan penuh perhatian. Mereka menyimak pemaparan Ida Fitri Shobihah, S.Psi., MA., Ketua Prodi Psikologi Islam INSIDA, yang berhasil membawakan materi berat tentang kekerasan terhadap anak dengan cara yang hangat, jelas, dan mudah diterima.

Ida menguraikan bentuk-bentuk kekerasan fisik, verbal, hingga psikologis, sembari mengajak para remaja mengenali tanda-tandanya sejak dini. Lebih dari itu, ia mendorong mereka menjadi generasi yang berani bersuara baik ketika mengalami maupun menyaksikan kekerasan di sekitar mereka.

Antusiasme peserta terlihat jelas. Mereka tidak hanya mendengarkan, tetapi juga aktif bertanya, berbagi pengalaman, bahkan mengungkapkan hal-hal yang selama ini dipendam. Ruang Atrium mendadak menjadi ruang aman bagi para remaja untuk bercerita dan saling menguatkan.

Perwakilan Dinas KBP3A Kabupaten Gresik menyampaikan apresiasi mendalam atas keberanian para pelajar. “Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk menumbuhkan keberanian dan kesadaran sejak dini. Pencegahan kekerasan bukan hanya tugas pemerintah atau orang tua, tetapi tanggung jawab kita bersama. Ketika melihat bagaimana para siswa berani berdiskusi, bertanya, dan membagikan pengalaman pribadi, kami merasa optimis. Mereka adalah generasi yang akan mampu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan ramah anak,” ujarnya.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai keberanian, kepedulian, dan solidaritas. Para siswa pulang membawa pesan penting bahwa suara mereka berharga, dan bahwa perubahan dapat dimulai dari langkah kecil seperti berani berbicara dan saling menjaga.

Sosialisasi ini menjadi salah satu contoh bahwa upaya melindungi anak tidak harus selalu berlangsung dalam ruang formal. Di tengah keramaian mal pun, sebuah gerakan kecil bisa menyalakan harapan besar bagi masa depan yang lebih aman bagi anak-anak di Gresik.