Pesatnya perkembangan teknologi deep learning (pembelajaran mendalam) membuka peluang baru dalam berbagai disiplin ilmu. Di saat yang sama, kekayaan flora lokal dihadapkan pada tantangan identifikasi, pemantauan, dan kqonservasi. Pembelajaran kolaboratif antar bidang studi memungkinkansiswa untuk mengintegrasikan pengetahuan teoritis dari informatika (pengembangan model deep learning) dengan data dan permasalahan nyata di bidang biologi, cultur, ekonomi,dll.
Deep learning dalam dunia pendidikan merujuk pada dua konsep berbeda yaitu pertama dalam konteks pendidikan, ini adalah pendekatan pembelajaran mendalam yang menekankan pemahaman konsep secara holistik dan bermakna. Yang kedua Fokus yaitu pemahaman yang mendalam terhadap materi, bukan hanya menghafal yaitu dengan
tujuan mengembangkan siswa secara holistik melalui olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga.
Prinsip Utama deep learning adalah
– Mindful learning ; Belajar dengan penuh kesadaran dan refleksi.
– Meaningful learning ; Mengaitkan konsep dengan pengalaman nyata.
– Joyful learning ; Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak menekan.
– Kompetensi ; Mengembangkan keterampilan seperti berpikir kritis, analitis, inovatif, kolaboratif, dan meregulasi diri.
Maka melalui proyek ini, siswa didorong untuk mencari makna, kedalaman pemahaman, dan kontekstualisasi pengetahuan dalam kehidupan nyata, serta mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti komunikasi dan pemecahan masalah.
Yang perlu diketahui dan dipahami Dasar dari pembelajaran kolaborasi ini adalah Visi Misi sekolah dengan tema yang sudah ditentukan sekolah pada misal Semester 1 dengan tema ” Pembelajaran Deep Learning Tema Flora “. tujuannya adalah supaya fokus pada satu tema, hasilnya akan muncul berbagai ragam karya siswa.
Pembelajaran kolaborasi antar mata pelajaran
Pembelajaran kolaborasi antar mata pelajaran adalah metode pembelajaran di mana siswa dan guru bekerja sama lintas bidang studi untuk menyelesaikan tugas atau proyek. Tujuannya adalah agar siswa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam, kreatif, dan kritis melalui interaksi kelompok, sementara guru dapat menyederhanakan materi dan meminimalkan beban tugas individual.
Manfaat Pembelajaran kolaborasi antar mata pelajaran bagi siswa dan guru :
– Bagi siswa: Meningkatkan pemahaman, kreativitas, dan kemampuan berpikir kritis. Siswa juga dapat mengembangkan keterampilan sosial seperti komunikasi, kerja sama, dan kepemimpinan karena berinteraksi dengan teman-teman yang memiliki sudut pandang berbeda.
– Bagi guru: Mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran, mengurangi beban kerja, dan mempercepat proses belajar siswa.
– Secara umum: Mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif dalam belajar, menghargai keberagaman, dan mempersiapkan mereka untuk keterampilan masa depan.
Cara menerapkan Pembelajaran kolaborasi antar mata pelajaran sebagai berikut ;
1. Identifikasi tema atau proyek: Pilih tema atau topik yang bisa dikaitkan dengan beberapa mata pelajaran, seperti masalah sosial, topik yang relevan dengan dunia nyata, atau produk yang akan dibuat siswa.
2. Kolaborasi guru: Guru dari mata pelajaran yang berbeda bersepakat untuk menentukan kompetensi dasar (KD) yang akan dicakup dalam proyek tersebut.
3. Rancang kegiatan: Buat lembar kerja atau modul yang berisi prosedur kerja dan media pembelajaran (seperti video tutorial) untuk membantu siswa mengerjakan proyeknya secara mandiri.
4. Libatkan siswa: Berikan tugas kelompok yang menantang agar siswa dapat berdiskusi, memecahkan masalah, merancang, dan membuat produk bersama.
5. Tinjau hasil: Setelah proyek selesai, minta siswa untuk mendokumentasikan hasil karya mereka dengan cara yang beragam (misalnya, laporan tertulis, video, atau presentasi) untuk dinilai bersama oleh guru.
Sedangkan tujuan utama dari pembelajaran kolaborasi adalah:
a. Mengembangkan keterampilan kerja tim dan komunikasi antar disiplin ilmu.
b. Menerapkan algoritma deep learning (misalnya, Convolutional Neural Network – CNN) untuk menyelesaikan tantangan spesifik terkait flora (misalnya, identifikasi spesies, deteksi penyakit tanaman, atau analisis citra satelit vegetasi, mempelajar dan mengtrapkan menggambar anatomi tumbuh-tumbuhan ; daun, ranting, bunga buah dll).
c. Meningkatkan pemahaman kontekstual siswa terhadap potensi
teknologi dalam mendukung upaya konservasi berkelanjutan.
d. Menghasilkan proyek yang inovatif dan berpotensi untuk publikasi atau implementasi lebih lanjut.
e. Hasil yang Diharapkan (Deliverables)
– Model Deep Learning: Sebuah model yang terlatih dan berfungsi untuk tujuan yang disepakati (misalnya, aplikasi identifikasi daun).
– Basis Data Flora: Kumpulan data citra/informasi flora yang terstruktur yang digunakan untuk pelatihan dan pengujian model.
– Laporan Proyek: Dokumentasi lengkap proses, metode, hasil, dan analisis proyek.
– Presentasi dan Demonstrasi: Pemaparan hasil proyek dalam sebuah forum (seminar/pameran).
– Manuskrip/Publikasi Ilmiah (Opsional/Target Tambahan): Artikel ilmiah yang siap dikirim ke jurnal atau konferensi.
Model kolaborasi atau tahapan ini dilaksanakan dengan skema proyek berbasis tim (Project-Based Learning) yang melibatkan:
1. Workshop Awal: Pengenalan deep learning untuk non-informatika dan pengenalan keanekaragaman flora untuk non-biologi.
2. Pembentukan Tim: Pembagian tim secara interdisipliner.
3. Penyusunan Proposal Proyek: Setiap tim menyusun proposal proyek spesifik yang disetujui oleh dosen pembimbing.
4. Pelaksanaan Proyek: Kerja tim kolaboratif dengan bimbingan rutin (metode agile atau sejenisnya).
6. Asesmen dan Evaluasi: Penilaian dilakukan secara holistik, berorientasi pada proses dan hasil proyek.
Demikian ” PEMBELAJARAN KOLABORASI DEEP LEARNING ANTAR BIDANG STUDI TEMA EKSPLORASI FLORA ” dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran kolaborasi deep learning tema flora. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi para guru dan siswa dalam proses pembelajaran.




