Surabaya, jurnal9.tv -Proses identifikasi santri yang meninggal karena ambruknya bangunan di ponpes Al Khoziny, Buduran Sidoarjo, telah usai dilakukan tim DVI di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Seiring hal itu, para kyai dan santri di Surabaya menggelar doa bersama dan tahlil untuk para korban. Selain itu, para kyai ini berharap semua pihak bersikap bijak dalam melihat dan menilai musibah ini, termasuk kepada aparat kepolisian yang tengah memproses hukum.
Seratusan kyai dan santri yang tergabung dalam Jaringan Kyai Santri Nasional (JKSN) menggelar doa bersama dan tahlil untuk para korban ambruknya ponpes Al Khoziny, Sidoarjo.
Doa bersama dan tahlil yang digelar di pondok pesantren Amanatul Ummah, Siwalankerto, Surabaya Jumat malam (17/10/2025) ini ditujukan untuk para santri yang menjadi korban meninggal dunia maupun yang selamat, serta mendoakan para orang tua dan keluarga korban.
Ketua Umum JKSN, Prof. Dr. KH. Asep Syaifuddin Chalim menyebutkan, sejak peristiwa ambruknya bangunan di ponpes Al Khoziny, pihaknya terus mendoakan para korban, termasuk orang tua dan keluarga korban untuk diberi kekuatan, kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi musibah tersebut.
“Kami berharap para orangtua santri yang menjadi korban dalam musibah ini diberi kesabaran dan ketabahan serta mengikhlaskan anak-anaknya. Karena mereka telah meninggal secara syahid dan kelak di akhirat nanti merekalah yang akan membantu orang tuanya, ” ungkap KH Asep Syaifuddin.
Dalam kesempatan ini Kyai Asep, yang juga merupakan Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet ini, meminta semua pihak untuk bersikap bijak dalam melihat dan menilai musibah di ponpes Al Khoziny tersebut, termasuk kepada aparat kepolisian yang saat ini tengah melakukan proses hukum terhadap kasus ini.
“Kami menghimbau kepada semua pihak, termasuk kepolisian hadapi semua ini dengan penuh kebijakan peristiwa di Buduran ini. Karena tidak mungkinlah peristiwa (ambruknya bangunan) tersebut dilakukan dengan kesengajaan. Dan ponpes Al Khoziny itu usianya sudah ratusan tahun, dan tidak pernah itu terjadi ” ungkap Kyai kharismatik ini.
“Sebagai Ketua Jaringan Kyai Santri Nasional kami memberikan perhatian atas musibah ini, baik kepada para santri yang meninggal maupun yang selamat, dan juga memberikan perhatian kepada para orang tua mereka, ” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada 29 September lalu salah satu bangunan berlantai 3 di ponpes Al Khoziny Buduran sidoarjo ambruk, saat para santri tengah menunaikan ibadah sholat Ashar. Akibat dari perisitiwa ini 63 santri meninggal dunia dan sejumlah santri luka-luka.