Ponorogo, jurnal9.tv -Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo, Selasa 6 Oktober 2025.
Dihadiri KH Mustaqim Bashari (Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim), Prof H M Mas’ud Said (Wakil Ketua Umum PP ISNU), Prof Muhammad Afif Hasbullah (Pj Ketua PW ISNU Jatim), sejumlah Ketua PC ISNU se-Jatim.
Istimewa dalam kesempatan itu, sambutan Ketua Umum PP ISNU Prof Kamaruddin Amin, melalui daring. Menurutnya, kesarjanaan identik dengan keilmuan mengharuskan kita memberikan ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Saatnya ISNU memberikan khidmah pengabdian secara nyata di tengah-tengah masyarakat. Misalnya, di tempat kita masing-masing harus mampu mengambil bagian dalam menyelesaikan masalah mereka,” tegasnya.
Dalam forum tersebut, Mas’ud Said mengingat pentingnya sikap optimistik dalam menyambut masa depan. “Masa depan bukan hanya soal cita-cita dan harapan. Masa, depan itu juga, soal kesiapan berubah dan soal apa yang kemarin kita lakukan,” tuturnya.
Direktur Pascasarjana Universitas Islam Malang (Unisma) menambahkan, tantangan ISNU dan Banom NU adalah mengelola organisasi dengan segala ciri khusunya dengan tata kelola yang lebih baik. Ia juga menekankan, adanya kultur kerja organisasi yang lebih baik dan kepemimpinan yang lebih tepat, teknologi yang tepat jaman, dan program yang tepat sasaran.
Sambil introspeksi apakah kita sedang menunaikan amanah atau menikmati jabatan dan sebutan sebutan baik. Instrospeksi ini penting, bila tidak kita tak akan tahu diri.
Sementara itu, KH Mustaqim Bashari berpesan pada diri orang berilmu seperti para pengurus dan anggota ISNU mempunyai keistimewaan bila ilmunya bermanfaat.
“Meski begitu, ilmu bermanfaat lebih istimewa dengan menunaikan pengabdian secara ikhlas. Menjadi orang Muhlisin, akan menjadikan hidup kita lebih indah dalam berkhidmat untuk agama, masyarakat dan negara,” tuturnya.
Kiai Mustaqim juga menekankan pentingnya kekompakan dalam gerak khidmah berorganisasi. Dengan kekompakan, persatuan bersama, niscaya menjadikan kita lebih berhasil Dalam melaksanakan program dan tujuan organisasi.
Doa Khusus bagi Santri Al-Khoziny
Ada suasana haru dalam Rakorwil ISNU Jatim kali ini, para peserta berempati atas terjadinya musibah ambruknya musala di Ponpes Al- Khoziny Sidoarjo, yang menyebabkan santri mati syahid.
“Kita berdoa agar para santri yang meninggal dunia diberi diampuni dan meraih Kesyahidan karena sedang dalam menuntut ilmu di jalan Allah SWT, ” kata Kiai Sochib Arifin, yang memimpin doa.
Pada bagian lain, Mas’ud Said menyampaikan pentingnya spirit Nidhomiyah dalam berorganisasi. Yang berarti keorganisasian, tata aturan. Kalau ikut bahasa sekarang disebut tata kelola atau manajemen organisasi.
“Nidhomiyah yang saya maksud adalah tata kelola organisasi dan manajemen termasuk tata nilai organisasi agar. Dalam hal ini termasuk apa yang harus dilakukan oleh pimpinan organisasi, ” kata Mas’ud Said.
Bicara tata organisasi, sesungguhnya tak hanya kebutuhan NU, Banom NU atau hanya ISNU namun ini berlaku umum organisasi apa saja. “Dalam hal ini kita harus meletakkan dasar dasar tata nilai, tata organisasi Banom secara keseluruhan.”
Semua Banom punya histori, mentaiitas, dan visi misi sendiri, bahkan keakuan kelompok sendiri yang kuat. Namun semua banom perlu baris untuk menguraikan dan mendudukkan tata organisasi secara lebih rasional.
“Di bidang manajemen, di bidang bisnis, di bidang pemerintahan, di bidang industri dan dalam kemajuan perusahaan dengan semangat Nidhomiyah ini adalah jantung kekuatan dan keberhasilan,” tegasnya.
Sebelumnya, dilakukan penandatanganan kerja sama ISNU Jatim dan UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo, dilakukan Prof M Afif Hasbullah dan Prof Agus Purnomo (Direktur Pascasarjana UIN Ponorogo).(***)