Sidoarjo, jurnal9.tv -Pesantren Al-Khoziny Buduran, Kabupaten Sidoarjo, kembali memberikan santunan berupa sejumlah uang tunai kepada keluarga santri yang wafat akibat musibah runtuhnya mushala pesantren putra Al-Khoziny (29/9/2025), yang juga dikembalikan oleh wali santri penyintas.
Santunan itu diserahkan Dewan Pengasuh Pesantren Al-Khoziny, KHR Muhammad Ubaidillah Mujib (Kiai Mamad) kepada keluarga almarhum Moch Agus Ubaidillah, yang berasal dari Gadukan, Kalianak, Krembangan, Surabaya.
“Kami turut berbela sungkawa yang mendalam dan kami atas nama pesantren juga memohon maaf. Semoga almarhum Moch Agus Ubaidillah wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat shalat dan dalam posisi sedang tholabul ilmi,” kata Kiai Mamad di Sidoarjo, Sabtu (4/10/2025).
Saat penyerahan santunan tersebut (3/10), santunan diterima dan langsung dikembalikan oleh Ustadz Achmad Faiq, ayah dari santri korban atas nama Moch Agus Ubaidillah.
Dengan penuh lapang dada, dirinya menyampaikan bahwa pihak keluarga telah ikhlas menerima takdir Allah dan ridho atas musibah yang menimpa. “Ini kami kembalikan untuk kepentingan pembangunan mushalla pesantren dan lainnya,” katanya.
Ustadz Faiq mengungkapkan, putranya, Moch Agus Ubaidillah, sudah 2 tahun lebih mondok di Pesantren Al-Khoziny. Bahkan sampai saat ini, dua putranya juga masih aktif menimba ilmu di pesantren tersebut. Hal itu menunjukkan adanya ikatan batin yang kuat antara keluarga korban dan pihak pesantren.
Sebelumnya (30/9), wali penyintas dari almarhum Muhammad Sholeh bin Abdurrahman (22 tahun), salah satu korban wafat asal Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka, juga menerima santunan duka serta biaya kargo pemulangan jenazah yang juga dikembalikan lagi oleh Abdul Fattah, kakak kandung korban.
“Dari peristiwa tersebut, tampak bagaimana keikhlasan keluarga korban menyatu dengan kepedulian pesantren. Santunan yang dikembalikan menjadi simbol ketulusan, keikhlasan dan dukungan moral untuk pembangunan serta keberlangsungan kegiatan pendidikan di Pesantren Al-Khoziny,” kata anggota Satgas Musibah Pesantren Al-Khoziny dari PWNU Jatim, DR HM Qoderi.
Selain santunan, Satgas Musibah Pesantren Al-Khoziny dari PWNU Jatim, juga telah mengoordinasikan empat posko yakni Posko 1 (Pesantren Al-Khoziny), Posko 2 (Bidokkes RS Bayangkara), Posko 3 (PWNU Jatim), dan Rumah Duka. “Posko 2 dan Rumah Duka ada dalam koordinasi PCNU Surabaya untuk sholat jenazah, pemakaman, dan tahlil selama 7 hari,” kata Qoderi.
Hingga Sabtu (4/10) pagi, tim Basarnas melaporkan korban musibah itu mencapai 14 korban meninggal dunia dan ada 51-an orang Korban Dalam Pencarian, namun 100-an lebih korban selamat dan dalam perawatan rumah sakit. (*/smpa)