Surabaya, jurnal9.tv -Penandatanganan Nota Implementasi Kerja Sama antara Lembaga Penanggulangan Bencana dan Iklim (LPBI) PWNU Jawa Timur dengan Program Studi Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga resmi terlaksana pada Jumat, 22 Agustus 2025 di Kampus Sekolah Pascasarjana UNAIR, Surabaya.
Acara ini turut dihadiri perwakilan LPBI PCNU se-Jawa Timur, serta disaksikan oleh Prof. Dr. Suparto Wijoyo, SH., M.Hum., Guru Besar Universitas Airlangga sekaligus Wakil Ketua PWNU Jawa Timur. Nota kerja sama ditandatangani oleh Moh. Syaiful Amin selaku Ketua LPBI PWNU Jatim bersama Dr. Arief Hargono, drg., M.Kes., Koordinator Program Studi Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana UNAIR.
Melalui kerja sama ini, kedua pihak berkomitmen untuk mengembangkan sumber daya manusia di bidang manajemen bencana. Bentuk kongkretnya akan diwujudkan melalui penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) berkelanjutan mengenai manajemen bencana dan perubahan iklim.
Prof. Suparto dalam menegaskan, kerja sama ini menjadi momentum penting bagi penguatan kapasitas relawan NU. “Kolaborasi akademik ini menempatkan UNAIR sebagai wadah keilmuan bagi relawan-relawan LPBI NU yang sudah berpengalaman di lapangan terkait mitigasi bencana. Selain itu, kerja sama ini juga akan menjadi simpul kolaborasi antara LPBI dengan otoritas pemerintah daerah. Karena bagi kami, UNAIR adalah rumah akademik dan rumah kebangsaan global,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua LPBI PWNU Jatim, Moh. Syaiful Amin, menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kerja sama ini. “Kami dari LPBI NU Jatim sangat menyambut baik kolaborasi ini, karena sejalan dengan program kerja kami dalam peningkatan kapasitas organisasi dan SDM. Kami berterima kasih kepada Sekolah Pascasarjana UNAIR, khususnya Program Studi Magister Manajemen Bencana. Selama ini kami di lapangan belajar berdasarkan pengalaman, namun masih perlu kerangka keilmuan untuk memastikan apakah penanganan yang kami lakukan sudah tepat. Dengan adanya kolaborasi ini, pengalaman kami akan diperkaya dengan perspektif akademik,” jelasnya.
Kerja sama ini diharapkan tidak hanya memperkuat kapasitas relawan LPBI NU Jatim, tetapi juga membuka ruang kolaborasi lebih luas dengan berbagai pihak dalam upaya penanggulangan bencana dan adaptasi perubahan iklim.