Lamongan, jurnal9.tv -Dalam upaya memperkuat kualitas pendidikan berbasis pesantren yang responsif terhadap era digital, MTs Sunan Drajat Lamongan menyelenggarakan Pelatihan Penggunaan AI untuk Guru yang bertempat di Hall Sunan Drajat Lamongan, Ahad (8/6/2025). Kegiatan ini diikuti oleh para guru dan civitas akademika, dengan fokus utama pada pelatihan pembuatan modul dan buku ajar berbasis kecerdasan buatan (AI) yang sesuai dengan kebutuhan siswa. dan selaras dengan visi-misi madrasah.
Pelatihan ini menjadi langkah nyata MTs Sunan Drajat Lamongan dalam mendorong transformasi digital di lingkungan pesantren, tanpa meninggalkan visi misi madrasah dan ruh pendidikan Islam yang berlandaskan nilai-nilai akhlakul karimah. Para peserta dibekali keterampilan dalam memanfaatkan teknologi AI, seperti ChatGPT, Gemini, Magicschool dan perangkat sejenis, untuk merancang materi pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan kontekstual.
Dalam sesi pembukaan kegiatan dihadiri oleh Kasubag TU dan Pendidikan Madrasah Kemenag Lamongan dan dibuka langsung oleh Kepala MTs Sunan Drajat. Dalam sambutan pembuka Khosin, SH. S.Pd. selaku Kepala Sekolah MTs. Sunan Drajat Lamongan menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari program strategis madrasah dalam membentuk ekosistem pendidikan pesantren yang unggul dan berdaya saing global.
“Kami ingin guru-guru di MTs Sunan Drajat tidak hanya mahir dalam materi ajar, tetapi juga cakap dalam teknologi, mampu mengembangkan modul yang mencerminkan semangat pesantren dan menjawab tantangan zaman,” tegasnya.
Dalam agenda tersebut diisi oleh Narasumber utama Diaz Nawaksara sebagai seorang praktisi teknologi dan pengembang website aksara pegon, beliau juga dibantu oleh Bustanul Habibi sebagai pengamat di dunia pendidikan. Dalam sesi penyampaian teori yang berlangsung dengan gayeng Diaz Nawaksara menyinggung mengenai pentingnya kesiapan guru yang berada di dunia pesantren dalam memanfaatkan teknologi secara bijak dan terarah.
“AI bukan untuk menggantikan peran guru, tapi menjadi alat bantu strategis dalam menyusun modul dan buku ajar yang lebih personal, adaptif, dan dapat disesuaikan dengan karakter siswa di lingkungan pesantren. Ini adalah peluang besar bagi madrasah dan pesantren untuk tampil sebagai pelopor pendidikan berbasis nilai dan teknologi,” ujar Diaz Nawaksara di hadapan para peserta.
Tidak melulu penyampaian teori saja, kegiatan ini juga dilanjut dengan praktik langsung di tempat hingga penyelesaian pembuatan buku ajar. Dengan semangat kolaboratif dan antusiasme tinggi dari seluruh peserta, kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari transformasi kurikulum madrasah yang lebih inovatif, tanpa kehilangan akar tradisi dan spiritualitas khas Pondok Pesantren Sunan Drajat.
MTs Sunan Drajat Lamongan meneguhkan diri sebagai madrasah yang berkomitmen mencetak generasi santri unggul dalam iman, ilmu, akhlak, dan transformasi teknologi sebagai menjembatani dunia pesantren dan era kecerdasan buatan saat ini.