Istighosah dan Seminar Pengusulan KH Yusuf Hasyim Sebagai Pahlawan Nasional, Dukungan Kian Kuat

Surabaya, jurnal9.tv -Nama tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga pejuang Kemekerdekaan, KH Muhammad Yusuf Hasyim kembali diusulkan sebagai Pahlawan Nasional. Pengusulan nama Yusuf Hasyim sebagai Pahlawan Nasional tersebut kali ini digelar di sebuah pondok pesantren di Surabaya, dengan istrighosah dan seminar, terkait sepak terjang putra pendiri NU KH Hasyim Ashari ini, di bidang keagamaan, pendidikan dan kebangsaan. Diharapkan dengan pengusulan nama tersebut bisa disetujui oleh Pemerintah Prabowo Subianto.

Seminar pengusulan gelar KH Muhammad Yusuf Hasyim sebagai Pahlawan Nasional kembali dilaksanakan di pondok pesantren Amanatul Ummah di jalan Siwalankerto Utara 2 Surabaya, Jawa Timur, Rabu (28/05/2025) malam. Pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi putra Pendiri Nahdlatul Ulama Hasyim Ashari ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak, diantaranya dari Gubernur Jawa
Timur Khofifah Indar Parawansa, dan tokoh NI Profesor KH Asep Syaifuddin Chalim, serta Prof Usep Abdul Matin, seorang Sejarahwan, yang juga menulis buku profil KH Yusuf Hasyim.

Menurut Proseor KH Asep Syaifuddin Chalim, KH Yusuf Hasyim sangat patut menyandang gelar pahlawan nasional,dimana pria yang akrab disapa Mbah Ud ini memiliki perjalanan hidup luar biasa, tidak hanya dalam bidang keagamaan, pejuang kemerdekaan, pendidik, politisi, namun juga berkontribusi bagi nkri serta kemajuan bangsa Indonesia.

KH. Asep menjelaskan, bahwa dokumen-dokumen penting dan buku-buku mengenai perjalanan hidup KH. Yusuf Hasyim telah disiapkan sebagai bahan pertimbangan bagi Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) maupun Sekretariat Negara.

“KH Yusuf Hasyim mulai berjuang sejak usia 12 tahun. Salah satu jasa terbesarnya adalah menyelamatkan Madiun dari potensi menjadi negara bagian penjajah pada masa itu,” ungkap KH. Asep.

Dirinya juga menekankan bahwa informasi ini penting untuk diketahui publik agar proses pengusulan gelar tidak menemui hambatan di tingkat pusat.

KH. Yusuf Hasyim dikenal luas sebagai tokoh NU yang berperan strategis dalam bidang militer dan pendidikan pesantren. Selain memimpin Laskar Hizbullah, beliau juga aktif dalam diplomasi kemerdekaan serta menjaga kedaulatan wilayah Indonesia pasca-Proklamasi.

“Jika bukan karena perjuangan beliau, mungkin sebagian wilayah Jawa Timur akan jatuh ke tangan asing,” ujar KH. Asep.

Melalui istighosah dan seminar ini, masyarakat Jawa Timur berharap pemerintah pusat segera mengabulkan pengusulan gelar Pahlawan Nasional kepada KH. Yusuf Hasyim sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya yang luar biasa bagi bangsa dan negara.

Sementara itu, Gubernur Khofifah menjelaskan, pentingnya forum semacam ini untuk memperkuat ingatan kolektif bangsa atas jasa para ulama dalam perjuangan kemerdekaan dan menjaga keutuhan NKRI.

“Seminar ini bukan sekadar bentuk dukungan agar KH. Yusuf Hasyim dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, tetapi juga sebagai upaya mendokumentasikan keteladanan beliau untuk generasi mendatang,” ujarnya.

Meurutnya, KH. Yusuf Hasyim, yang dikenal sebagai tokoh sentral NU dan tokoh militer santri, telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam menjaga keutuhan bangsa, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa 10 November serta perjuangannya menahan upaya penguasaan Madiun oleh kekuatan asing.

“karena itu, beliau adalah tokoh yang cukup layak diberi gelar Pahlawan nasional karena kiprah dan perjuangannya tersebut,” ucap Khofifah

Turut hadir dalam istighosah dan pengusulan gelar KH Muhammad Yusuf Hasyim sebagai Pahlawan Nasional, para akademisi, tokoh NU seperti Ketua PW NU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz, Kepala Badan Penyelenggara Haji Indonesia KH M Irfan Yusuf, Prof Usep Abdul Matin, Sejarawan yang juga menulis buku profil KH Yusuf Hasyim.

Dukungan terhadap pengusulan kh. muhammad yusuf hasyim sebagai pahlawan nasional semakin menguat/ bukan hanya seorang ulama/tetapi juga pejuang yang telah berkontribusi besar dalam mempertahankan kemerdekaan/ serta membangun karakter kebangsaan melalui pendidikan di pesantren.