Surabaya, jurnal9.tv -Sebagai rangkaian peringatan Hari Santri 2024, Kamis (1/11) TK Maarif Al Islam Surabaya, mengajak anak asuhannya mengunjungi situs bersejarah, kantor PCNU Kota Surabaya atau gedung Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO) tempat diserukannya Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Anak-anak usia pra sekolah itu Kunjungan itu diajak dan didampingi secara langsung menyaksikan monumen resolusi jihad NU, yang dibangun di sisi kanan depan Gedung NU Bubutan tersebut. Dipilihnya Gedung NU Bubutan ini sebagai destinasi wisata edukasi ini menjadi tantangan bagi PCNU Kota Surabaya untuk mengembangkan Wisata Edukasi Sejarah seiring digalakkannya Wisata Kota Tua di Surabaya.
Yuli Masfufah, Kepala TK Maarif Al Islam Surabaya mengatakan, mengenalkan sejarah sejak usia dini merupakan salah satu cara menumbuhkan nilai-nilai budaya yang baik pada anak. Dengan mengunjungi situs bersejarah, lanjutnya, anak-anak akan berkembang wawasannya, memberikan stimulasi berupa informasi baru dan menarik pada anak tentang para pendiri Nahdlatul Ulama yang turut berjuang untuk kemerdekaan Republik Indonesia hingga tercetus resolusi jihad NU.
Dalam kesempatan itu, para wisatawan yunior ini dijelaskan tentang nilai-nilai nasionalisme dan semangat belajar. Di Gedung Bubutan ini pulae diceritakan tokoh-tokoh dan para ulama, dengan cara menunjukkan gambar-gambar tokoh NU di dinding kantor PCNU Surabaya. “Salah satunya adalah Mlmengenalkan presiden Gus Dur sebagai pionernya santri,” tambah Yuli.
Selama kunjungan anak-anak TK bersholawat Busyro dan menyanyikan mars ya lal Wathon bersama-sama, memberikan kesan yang pengalaman yang menyenangkan bagi anak-anak, ditutup dengan berdoa bersama untuk KH. Hasyim Asy’ari dan semua muassis Nahdlatul ulama. Selain diikuti anak-anak TK, kunjungan itu juga diikuti walimurid yang tampak antusias, karena tempatnya nyaman, sejuk dan bersih, banyak ditampilkan foto dan gambar penuh edukasi, penjaganya ramah, tempatnya strategis sehingga mudah sekali dijangkau. “Alhamdulillah, terimakasih kami telah diizinkan untuk bersilaturahmi ke gedung PCNU Kota Surabaya dan mengunjungi monumen resolusi jihad NU sebagai tempat bersejarah yang patut dibanggakan oleh masyarakat Nahdliyyin,” tegasnya.
Lebih lanjut Yuli berharap agar tempat ini bisa menjadi destinasi wisata edukasi sejarah bagi generasi Z dan khususnya generasi Alfa. Dia mengatakan banyak pihak tertarik melakukan kunjungan serupa. Dari respon atas posting dan share kegiatan ini di medsos, lanjutnya, banyak sekolah dan rekan yang bertanya cara perizinan kunjungan, karena menurut mereka kegiatan ini menarik dan baru. “Mungkin lembaga kami masih yang pertama berkunjung, jadi belum ada buku tamu, tour guide yang membantu menemani kami berbagi informasi tentang gedung serta sejarahnya, sehingga kami harus bercerita sendiri seperti ketika di sekolah,” imbunya sambil berharap ke depan ada petugas atau pengurus PCNU yang bisa menemani di lokasi. (*/zaini)