Surabaya, jurnal9.tv -Monumental Writing Award dan bedah kitab tafsir Hidayatul Qur’an Fil Tafsir Qur’an bil Qur’an digelar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya dengan menghadirkan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. Zulfa Mustofa sebagai pembahas utama.
Kegiatan tersebut digelar atas penghargaan terhadap terbitnya Kitab Tafsir yang dianggap pertama kalinya di Indonesia dengan tujuan manhajul fil qur’an yang ditulis Dr. Muhammad Afifuddin Dimyati yang sekaligus dosen pengajar tafsir UINSA Surabaya.
Menurut KH. Zulfa Mustofa, Gus Awis sebagai penulis kitab tafsir Hidayatul qur’an bil qur’an tersebut menginspirasi akademisi di Indonesia untuk bisa berkarya dengan disiplin ilmu masing-masing
“Gus Awis dengan tafsirnya ini menginspirasi para mahasiswa dan akademisi untuk mau berkarya dalam berbagai disiplin ilmu” ujarnya pada kamis (21/03/24).

Bahkan Wakil Ketua Umum PBNU tersebut, menyebut Gus Awis sebagai anugerah bagi Indonesia. Dirinya berharap, UINSA semakin dikenal dengan banyaknya cendekiawan dan ilmuan yang memiliki banyak karya serupa.
KH. Zulfa Mustofa bahkan membuat sebuah syair untuk memuji kitab karangan Dr. Afifuddin Dimyati yang dibacakan langsung di hadapan Mahasiswa dan Civitas akademika Uinsa Surabaya.
“Beliau ini menurut saya Nawawi zamani, makanya dalam syair tadi saya katakan “Banten memiliki syech Nawawi orang yang menggelorakan semangat keilmuan, dari KH. Afifudin Dimyati ambillah oleh kalian dan regutlah nikmatnya ilmu beliau” Kata kyai zulfa dalam syairnya.
“Dan jombang begitu masyhur karena KH. Hasyim Asy’ ari sebagai pendiri NU, dan Gus Awis dengan kitab-kitab karangannya. Insyaallah Kitab ini akan menyinari Dunia, dan anak cucunya akan bangga” pungkasnya membacakan syair.
Sementara bagi Dr. Muhammad Afifuddin Dimyati atau yang akrab disapa Gus Awis, penamaan Hidayatul Qur’an diambil dari nama asrama pesantren miliknya yang merupakan nama pemberian dari gurunya pengasuh PP. Sunan Pandan Aran.
“Hidayatul qur’an itu saya ambil dari nama pesantren, saya punya asrama Namanya hidayatul qur’an. Dan ini barokah dari Guru saya di PP. Sunan Pandan aran, yang memberi nama ini” ujar Gus Awis.
Dalam proses penulisannya, Gus Awis mengakui menghabiskan waktu 1 tahun 5 bulan.
“Biasanya satu hari itu targetnya satu halaman ayat Al-Qur’an, tapia da kemudahan dari Allah sehingga dalam satu hari bisa empat sampai enam halaman” pungkasnya.