Jakarta, jurnal9.tv -Setelah bertemu KPU dan para pejabat negara dan tokoh bangsa, Gerakan Nurani Bangsa (GNB), Jum’at (2/2) lalu berkunjung ke pimpinan Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia (Bawaslu RI) di Kantor Bawaslu RI di Jalan M. Thamrin Jakarta Pusat. Rombongam GNB diterima komisioner Bawasalu Lolly Suhenty, Totok Hariyono Herwyn J H Malonda dan beberapa tenaga ahli. Hadir mewakili GNB, Dr. [HC]. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Prof Frans Magnis Suseno, Alissa Wahid, dan Lode Muhamad Syarif.
Alissa Wahid, juru bicara GNB mengatakan pengawasan terhadap transisi kepemimpinan melalui pemilihan umum pada hakikatnya prasyarat menghasilkan pemimpin dan pemerintahan yang akan mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa sebagmana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengawasan terhadap pemilu merupakan bagian dari upaya mewujudkan keadilan dan membangun kepercayaan terhadap penyelangara negar dan pemerintah. “Gerakan Nurani Bangsa adalah sebuah gerakan etis dan moral yang diprakarsai para tokoh bangsa dan agama, berkomitmen untuk selalu menyuarakan cita-cita luhur tersebut,” tegas Alissa
Berikut Lima poin hasil pertemuan GNB-Bawaslu RI:
- GNB dan pimpinan Bawaslu memiliki kesamaan pemahaman bahwa pengawasan oleh Lembaga-lembaga yang berwenang dan masyarakat terhadap transisi kepemimpinan melalui pemilu adil, jujur, dan bermartabat, merupakan prasyarat utama dalam memilih pemimpin yang kompeten dan bersikap negarawan yang akan menunaikan cita-cita kemerdekaan. Bawaslu berdiri sebagai institusi yang mewakili kepentingan rakyat dalam mengawasi pemilu.
- Pimpinan Bawaslu menyadari berbagai tantangan dalam menjalankan mandat konstitusi tersebut, di antaranya bahwa peraturan perundang-undangan terkait pemilu tidak selalu dapat menindak praktik-praktik dugaan pelanggaran etis dan memenuhi unsur-unsur pelanggaran sebagaimana disebut dalam peraturan perundang-undangan tersebut. Misalnya dugaan politik uang yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak terdaftar resmi di KPU atau kasus dugan penyalahgunaan bantuan sosial oleh pejabat negara.
- GNB dan pimpinan Bawaslu meyakini bahwa dengan berbagai ketrebatasan, Bawaslu tidak dapat bekerja sendiri, tanpa dukungan dan kepercayaan masyarakat. Pengawasan Bawaslu dinilai tidak akan cukup hanya dengan mendasarkan pada hukum legal-formal tanpa membangun dukungan publik melalui gerakan etika dan moral. GNB yang diisi tokoh-tokoh bangsa akan menemani Bawaslu dalam menyuarakan fakta dan kebenaran atas penyelenggaraan pemilu.
- Dalam membangun dukungan publik terhadap peran dan tugas Bawaslu, GNB berpandangan agar Bawaslu menjadi rumah yang terbuka bagi masyarakat untuk mengawasi pemilu. Dalam peran itu, Bawaslu perlu terus meningkatkan hubungan dan komunikasi dengan media massa dan pers untuk menyuarakan dan menyampaikan berbagai pelanggaran atau perkembangan pelaksanaan pemilu kepada publik.
- Pimpinan Bawaslu sangat mengapresiasi dan merasa terhormat dengan kehadiran dan dukungan tokoh-tokoh bangsa yang tergabung dalam GNB. Dukungan tersebut menjadi penyemangat Bawaslu untuk memastikan agar pemilu dapat berjalan adil, jujur, dan bermartabat. Bawaslu berusaha memastikan agar proses dan hasil pemilu berjalan sesuai harapan semua pihak. (*)