Seorang Guru di Sidoarjo Raup Cuan Jutaan Rupiah Perbulan dari Membatik

Sidoarjo, Jurnal9 tv – Berawal dari iseng seorang Guru SMP di Sidoarjo Jawa Timur sukses melakukan kerja sambilan sebagai pembatik, dari kerja sambilan yang dilakukan bersama suaminya, Guru tersebut mampu meraup cuan sekitar 5 hingga 6 juta per bulan.

Bertempat di rumahnya di kawasan desa Kedondong kecamatan Tulangan kabupaten Sidoarjo, Umi Lailatul Masruroh seorang Guru sebuah sekolah SMP di Sidoarjo ini mampu melakukan kerja sambilan sebagai pembatik.

Berbekal ketrampilan yang diperoleh dari orangtuanya, Masruroh mencoba untuk menyalurkan hobby dan bakatnya untuk membatik di atas kain yang telah disiapkan.

Meski berawal dari iseng, siapa sangka kain batik tulis hasil karyanya ini kini menjadi tenar dan dikenal banyak orang, bahkan sang suami yang awalnya berprofesi sebagai perajin mebel akhirnya terpaksa harus ikut membantu karena tingginya pesanan dan permintaan.

Sementara untuk pemasaran dan penjualan produk hasil kerajinan batik yang dilakukannya, Masruroh menggunakan sarana media sosial dan sistem pemasaran dari mulut ke mulut hingga produk batik tulisnya kini dikenal masyarakat sebagai salah satu produk batik tulis Tulangan Sidoarjo.

Untuk produk batik tulis hasil olah keterampilan tangannya ini sendiri dijual dengan harga bervariasi mulai dari 250 ribu hingga 1 juta rupiah tergantung dari motif dan design batik yang dipesan pembeli.

Tak kaget jika hasil dari kerja sambilannya sebagai pembatik ini, Masruroh mampu memperoleh penghasilan tambahan senilai 5 hingga 6 juta rupiah per bulan selain penghasilannya sebagai Guru.

“Dulunya desainer, saya mulai tahun 2005 sudah menjadi desainer di beberapa Perusahaan batik. Akhirnya waktu mulai pandemic, kita usaha sendiri, pingin sekali dan Alhamdulillah diizinkan oleh Allah batik tulis membuka Batik tulis Muzzi Collection di rumah sendiri,” jelas Masruroh.

“Untuk model batiknya kita melayani beberapa seragam, ada seragam dosen, ada seragam siswa, mahasiswa, dan juga biasanya custom, minta yang custom atau beberapa pejabat yang mohon maaf, mintanya limited edition. Jadi dikasih nama, Namanya sendiri seperti itu. Kadang ada beberapa organisasi juga yang minta Logo,” imbuhnya.

Meski sebagai perajin batik tulis cukup menjanjikan hasilnya namun Masruroh tetap tidak akan meninggalkan pekerjaan utamanya sebagai Guru, karena memang itulah pekerjaan utama yang dicita-citakan sejak kecil.