Sidoarjo, Jurnal9.tv – Pasca adanya fenomena penyakit mulut dan kuku yang menyerang ternak sapi pada tahun kemarin, kini jelang Idul Adha peternak harus menghadapi wabah baru yang bernama Lumpy Skin Desease (LSD).
LSD biasa dikenali sebagai penyakit cacar kulit infeksius. Jika tidak segera ditangani maka dalam 3 kali 24 jam maka hewan yang terpapar akan mati.
Mustofa, peternak asal desa Gagang Kepuhsari kecamatan Balongbendo Sidoarjo, mengatakan penyakit LSD ditandai dengan demam pada sapi dan munculnya benjolan-benjolan pada bagian kulit berukuran 2 hingga 5 centimeter dan plak nekrotik di selaput lendir terutama saluran pernapasan bagian atas dan rongga mulut. Selain itu sapi akan lemas dan ambruk serta tidak ada nafsu makan.
Untuk menjaga supaya penyakit lumpy skin desease menyerang pada sapi lainnya, ia melakukan perawatan dengan memberikan vitamin biodin sebanyak 29 mililiter selama 4 hari berturut turut dan diberikan minuman kemasan 3 botol untuk sekali minum sebagai upaya untuk menambah daya tahan tubuh hewan.
“Peternakan saya ini dua yang kena lsd. Kalau lsd ini kan ga mau makan ada tumbuh benjolan di badannya. Penanganannya saya suntik anti nyeri, telur sama the pucuk. Kalau sudah meletus berati sudah sembuh insyaallah, kalau belum sapi masih kesakitan,” jelas Mustofa, Peternak Sapi.
Selain itu Mustofa juga mengatakan untuk saat ini grafik lonjakan angka hewan sapi yang terpapar penyakit LSD di kabupaten Sidoarjo masih relatif rendah dibandingkan di kabupaten lain di Jawa Timur. Meskipun angka penyebaran relatif rendah namun jika tidak ditanggulangi sejak dini akan mengancam harga hewan kurban menjadi anjlok di pasaran nantinya. (rhk/snm)