BRIN Tawarkan Kapal Pengeruk Sampah di Sungai

Surabaya, Jurnal9.tv – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menawarkan gagasan hasil penelitiannya soal pembuatan kapal pengeruk sampah di pesisir sungai. Gagasan kapal pengeruk sampah di sungai itu disampaikan ke kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jatim, Andriyanto.

Andriyanto melakukan audensi dengan perwakilan BRIN. Dalam kesempatan itu, BRIN menyampaikan gagasan kapal pengeruk sampah di sungai.

Selain itu, BRIDA Jatim juga menerima aspirasi dari pengerajin gula merah di kediri soal mesin pembuat gula merah dari bahan tebu.

Kepala brida jatim, andriyanto mengapresiasi dengan gagasan kapal pengeruk sampah di sungai tersebut. dimana 38 kabupaten-kota di Jawa Timur semua dialiri sungai. Salah satunya sungai brantas dan sungai lainnya.  

Brida jatim optimis dengan adanya kapal pengeruk sampah bisa membuat reputasi alam semakin bagus lantaran bisa meminamilisir terjadinya banjir. Jika sungai di Jatim bersih dari sampah, bisa dibuat destinasi wisata sungai.

“Salah satu dari gagasan itu kita apresiasi adalah membuat sebuah kapal pengeruk sampah sungai. Di mana Kita paham bahwa di Jawa Timur kita punya 38 kabupaten-kota banyak dialiri sungai terutama sungai brantas, maupun sungai kecil lainnya. Barangkali ini bisa kita manfaatkan. Dan yang kedua ada pengusaha yang bagaimana menciptakan alat dari tebu kemudian bisa menjadi gula merah, sebagaimana bisa dimanfaatkan oleh UMKM kita,” jelas Andriyanto.

Sementara pengerajin gula merah dari tebu di Kediri, Mashar Afani mengaku kedatangannya di BRIDA Jatim untuk menyampaikan aspirasinya. Pelaku UMKM gula merah di kediri membutuhkan sebuah peralatan yang efisien dan sederhana, sehingga masyarakat bisa mengoperasikannya dengan mudah. Lantaran peralatan pada umumnya saat ini sangat sederhana.  Kalau dibandingkan dengan negara tetangga sudah ketinggalan jauh.

“Membbutuhkan peralatan yang bagus dan efisiensi, supaya masyarakat di sana itu bisa mengoperasikannya dengan mudah. Peralatan kita itu pada umumnya di Kediri itu sangat sederhana kalau dibanding dengan negara tetangga, kita itu sangat ketinggalan. Tidak mungkin kalau kita tidak memperbaiki peralatan itu untuk Swasembada khususnya gula merah. Harapan kami dengan curhat ke BRIN atau BRIDA itu memohon untuk pendampingan, apa istilahnya keterlanjutan menyiapkan peralatan yang bagus bagi UMKM di Kediri dan sekitarnya,” kata Mashar Afani.

BRIDA Jatim sangat mengapresiasi gagasan hasil riset BRIN dan UMKM Kediri. Kepala Daerah, DPRD kabupaten-kota atau provinsi diharapkan mendengar aspirasi soal hasil riset masyarakat. (asy/snm)