Cegah Pelecehan Seksual, Bupati Gresik Wacanakan Ruang Kelas Siswa dan Siswi Dipisah

Gresik, Jurnal9.tv – Ruang kelas siswa dan siswi di Gresik bakal dipisah. Hal ini masih menjadi gagasan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani untuk mencegah bullying dan pelecehan seksual.

Pemisahan ruang kelas antara siswa dan siswi ini masih menjadi pembahasan. Rencananya rombongan belajar siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Gresik bakal dipisah ruang kelasnya terlebih dahulu.

“Ini masih dalam kajian, tujuannya adalah mengurangi bullying di sekolah maupun pelecehan seksual. Ini masih belum serentak, dikaji dulu baru pilot project,” kata Gus Yani sapaan akrabnya, Senin (8/5/2023).

Nantinya, akan diketahui apakah hasil proses pembelajaran siswa dan siswi berdampak positif atau tidak.

“Kalau memang positif, setuju, bisa diterapkan. Mau kami rapatkan dulu dengan dewan pendidikan, seluruh elemen stakeholder pendidikan, duduk bersama dirapatkan. Apakah hal ini berdampak positif di dunia pendidikan kabupaten Gresik. Selain mencegah bullying bisa mencegah pelecehan seksual terhadap anak,” pungkasnya.

Pemisahan pelajar putra dan putri saat KBM berlangsung diadopsi dari sistem pendidikan yang ada di Pesantren.

Kepala Dinas Pendidikan Gresik, S Hariyanto membenarkan adanya wacana pemisahan kelas siswa dan putri. Pihaknya saat ini tengah melakukan penyusunan instrumen sebelum penerapan lapangan.

“Saat ini masih kami susun, efektif atau tidak. Nantinya akan kita uji coba saat tahun ajaran baru ini,” kata Hariyanto

Sasaran tempat sebagai pilot project di wilayah kota. Ada dua sekolah yang akan dipisah antara kelas siswa dan siswi pada tahun ajaran baru ini.

“SDN 6 Gresik dan SMPN 1 Gresik, untuk murid baru kelas 1 SD serta kelas VII SMP. Sekolah tersebut dipilih karena memiliki minimal dua ruang kelas,” imbuh Hariyanto. (apw/snm)