Wujud Jihad Ekonomi Nahdliyin, Warga Antusias Padati Pasar Murah NU Vaganza

Kediri, Jurnal9.tv – Obral Pasar Murah di Arena NU Jatim Vaganza di Serbu Ratusan Warga. Terlihat warga mengular sejak pagi sekira pukul 07.30 WIB. Mereka berduyun-duyun mendatangi stand pasar murah yang berada di sebelah kiri pintu masuk sebelah barat. Pasalnya, Expo Produk yang digelar di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tersebut menampilkan sejumlah Produk Unggulan Nahdliyyin dari berbagai daerah di Jawa Timur, pada Sabtu (18/03/2023).

Kegiatan yang merupakan serangkaian dari penutupan peringatan 1 Abad NU yang digelar oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim Tersebut dibuka oleh Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar yang ditandai dengan pemotongan pita disaksikan peserta pameran. Ia didampingi oleh Ketua Panitia 1 Abad NU Jatim KH Abdussalam Shohib, Ketua Panitia PWNU Jatim Award Ir Mohammad Koderi, dan tokoh NU lainnya.

Kiai Marzuki menyebut betapa pentingnya jihad ekonomi bagi Nahdliyin tidak kalah penting dengan jihad di bidang yang lain. Tidak hanya berkaitan dengan Untung rugi, melainkan erat pula dengan persoalan fiqh dan ubudiyah. Sebab dengan demikian, hal itu dapat memastikan kehalalan produk atau makanan yang dikonsumsi.

“Contoh kecilnya, kalau NU tidak terjun di bidang ekonomi, kita tidak bisa memastikan menu yang mengandung masakan hewani sembelihannya sah apa nggak, dan lainnya. Sehingga bisa jadi shalat kita bacaannya sah, menutup auratnya sah, gerakannya sah, tapi ternyata sebelum shalat kita makan masakan yang ketika disembelih tidak sah, sehingga mulut kita najis. Lalu kita shalat dengan kondisi mulut yang najis,” jelasnya.

Oleh karenanya, NU secara jamiyah dan Nahdliyin secara jamaah harus menekuni bidang ekonomi. Tujuannya ialah untuk kemandirian NU, serta memastikan bahwa ibadah yang dilaksanakan sah karena mengkonsumsi barang halal dan suci.

Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Malang ini juga menambahkan, di NU semangat memproduksi luar biasa. Beberapa kader NU mampu memproduksi produk buah unggulan, seperti semangka yang per buah memiliki berat hingga lebih 30 kilogram karena rekayasa bibit unggul yang dilakukan. Ada pula yang memproduksi pupuk organik yang bisa meningkatkan jumlah produksi.

“Inovasi yang dilakukan kader NU ini sangat luar biasa, hanya saja terkendala pemasaran karena sulit mendapatkan hak paten,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Sabilur Rosyad Gasek, Malang itu.

Berbagai Produk Unggulan Nahdliyyin dijajakan di sejumlah stand yang disediakan Panitia. Salah satunya Pasar murah yang merupakan kerja sama PWNU Jawa Timur dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. Sejumlah bahan pokok dijual di dalamnya, termasuk beras dan minyak goreng.

“Kami menjual beras 5 kilogram dengan kualitas medium seharga Rp45 ribu. Sementara beras kualitas premium dengan berat 5 kilogram dijual seharga Rp55 ribu,” ujar Bambang Irawan, salah satu petugas penjaga stan.

Ia menyebutkan, beras yang dijual tersebut lebih murah dari harga pasaran, selisihnya hampir Rp10 ribu per 5 kilogram beras. Selain beras, pihaknya juga menjual dengan murah minyak goreng, bawah merah, dan bahan pokok lainnya.

“Ini merupakan bagian khidmah kami, khususnya Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, kepada NU,” tuturnya sambil menunjuk banner bertuliskan ‘Operasi Pasar Pemprov Jatim Khidmah 1 Abad NU’.

Sementara itu, Siti Rukayya salah satu warga yang memanfaatkan pasar murah tersebut mengaku bersyukur dengan adanya kegiatan ini. Ia mengatakan hal ini sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kesehariannya.

“Alhamdulillah, bersyukur sekali dapat membeli beras dan minyak dengan harga lebih murah,” kata warga Kelurahan Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri ini. (zen/snm)