Sidoarjo, Jurnal9.tv – Sebanyak 45 kader Nahdlatul Ulama di sejumlah wilayah Sidoarjo mengikuti pelatihan khotib yang digelar oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Sukodono berkolaborasi dengan Pimpinan Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTM NU) Sidoarjo di aula geduang masjid Jami’ Annur Dungus Sukodono, Ahad (12/03/2023) siang.
Dalam pelatihan itu, Para peserta diajari dan dibekali sejumlah materi mulai syarat dan rukun menjadi seorang pengkhutbah berkualitas saat menjadi khotib Jumat. Selain itu, mereka juga dibekali tuntunan praktis, yang terdiri dari bilal hingga syarat menjadi imam shalat Jumat mulai tata cara wudlu, shalat hingga mempraktekkan menjadi seorang pengkhutbah saat di mimbar.
Sebab, jika ada salah satu rukun khutbah yang tidak sesuai, maka bisa dikatakan khotib belum mengusai syarat dan rukun khutbah Jumat. Seperti halnya memegang tongkat, meletakkan tongkat dan berjalan menuju mimbar khutbah, tentunya ada aturan rukun yang harus dilakukan.
Salah satu peserta khotib mengaku pernah belajar menjadi khotib sewaktu di pondok pesantren, namun hal tersebut sudah lama dan sudah lupa. Dengan adanya pelatihan khotib itu dirinya mengingatkan kembali lebih jelas dengan syarat rukunnya sehingga menjadi bahan evaluasi.
“Alhamdulillah ini dulu masih jadi santri ya, jadi latihan khutbah cuman apa ya, namanya di pondok mungkin pembimbing kalau dulu jika masih kecil tur lupa,” tegas M Khamdan Habibi peserta khotib.
Untuk menjadi soerang khotib yang benar harus memenuhi rukun khutbah tanpa melewati satupun dari pada rukun tersebut. Selain itu, waktu khutbah tidak boleh terlalu lama dan khotib ketika berkhutbah harus jelas, singkat, padat serta suara harus lantang dan mampu melihat para jamaah di sekitarnya.
“Khotib yang ideal itu 7 menit maksimal paling lama 10 menit itu hal yang paling ideal untuk yang disampaikan adalah materi tentang kumatan, bagaimana wasatiyah keumatan lil alamin serta umat bisa tercerahkan,” tegas H Ahmad Syamsuddin ketua PC LTM NU Sidoarjo.
Ketua PAC GP Ansor Sukodono mengaku pelatihan ini sebagai upaya dalam mencetak kader Nahdlatul Ulama andal dan menyejukkan umat di kala menjadi khotib saat khutbah Jumat.
“Harapan kedepan dengan pelatihan ini para peserta pelatihan khotib ini bisa merealisasikan hasil dari pelatihan ini di masing-masing wilayahnya,” tegas Achmad Fahrurrozi.
Rencananya, 45 peserta kader NU itu akan diterjunkan atau mempraktekkan secara sungguhan di tengah-tengah para jamaah Jumat untuk menjadi seorang khotib di masjid Jami’ Annur Dungus Sukodono dalam rangka mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama Sidoarjo. (rhk/snm)