Dolanan Yok 7, Populerkan Kembali Permainan Tradisional di Lingkungan Anak-Anak

Pasuruan, Jurnal9.tv – Bertempat di lapangan pondok pesantren Bayt Al-Hikmah Kota Pasuruan, Jawa Timur, perlombaan permainan tradisional yang dinamakan Festival Dolanan Yok ke-7 kembali digelar. Festival tersebut digelar selama dua hari, dengan diikuti ratusan sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah se-Pasuruan Raya, hingga Kota Malang.

Ada beberapa permainan zaman dulu yang dilombakan dalam event kali ini antara lain:

  • Bentengan
  • patil lele
  • bola tembak
  • gobaksodor
  • egrang
  • lombat tali
  • tarik tambang
  • layangan hias
  • klompen, dan permainan tradisional lainnya

Lebih dari dua ribu peserta turut memainkan permainan-permainan tersebut. Terlihat para peserta sangat antusias mengikuti perlombaan ini. Mengingat saat ini kebanyakan anak remaja banyak menghabiskan waktunya untuk bermain gadget atau handphone.

Padahal, permainan tradisional lebih seru, tidak membutuhkan peralatan mewah, dan lebih pentingnya lagi tidak membutuhkan kuota internet.

Menurut keterangan Direktur Pendidikan Ponpes Bayt Al-Hikmah, Haji Muhammad Nailur Rochman, ini adalah ajang bagi santri untuk belajar bagaimana leadership santri bisa berkembang, mempersiapkan kegiatan besar dengan sumber daya yang dimiliki, karena panitianya merupakan para santri.

Indonesia memang memiliki banyak budaya dan warisan yang harus dipertahankan, maka jangan sampai anak cucu kita melupakannya.

“Mereka dua hari ini bahagia tanpa gadget, itulah tujuan kita, bagaimana kita bisa mengembalikan lagi, bahwa permainan itu harus beraspek sosial, tidak individualis, tidak menjadikan orang anti sosial. Ini yang penting sekali, dan di masa anak-anak Inilah kita harus menitipkan mindset itu,” tutur Gus Amak, sapaan akrabnya.

Pada dolanan yok kali ini mengusung tema explore padang nesia, mengangkat budaya minang, sumatera barat, juga mengenalkan bahasa daerahnya kepada para peserta.

Para peserta mengaku senang meski mendapat lawan yang sulit.

 “Senang, lawannya ga sulit,” kata Iren, peserta Dolanan Yok.

“Ya sulit, lawannya besar-besar tapi kita kecil. Alhamdulillah menang,” curhat Della.

Dolanan Yok ke-7 ini juga bertujuan untuk menginspirasi lembaga pendidikan yang lain, serta mengangkat citra pondok pesantren dan Kota Pasuruan.

“Dan mudah-mudahan ini juga menjadi kontribusi kami kepada Indonesia, kepada negara tercinta ini, dengan tetap kita menghargai budaya, menjaga budaya, menjaga bahasa daerah, menjaga permainan tradisional. Karena inilah jati diri kita,” pungkas Gus Amak yang juga Ketua PCNU Kota Pasuruan.