Lamongan, Jurnal9.tv – Seorang warga di Kabupaten Lamongan rela melakukan perbaikan jalan poros antar kecamatan antara Kecamatan Deket ke Kecamatan Karangbinangun yang dilakukan seorang diri. Alasannya melakukan aksi tambal jalan itu membuat trenyuh yang bertolak belakang dengan gembar gembor program jalan mulus Lamongan (Jamula) oleh pemerintah Kabupaten Lamongan.
Alasan Gufron menambal lubang-lubang itu agar putrinya yang bekerja di Kota Lamongan tidak terjatuh saat lewat di jalan itu. Pasalnya, tambah Gufron, kalau anaknya jatuh maka yang repot dan susah juga ia sendiri. “Saya melakukan ini terutama demi putri saya yang bekerja di Kota Lamongan agar tidak jatuh saat lewat,” ungkap Gufron ketika ditanya alasannya melakukan aksi tambal jalan berlubang itu.
Gufron khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada putrinya saat pulang kerja, apalagi bila anaknya itu pulang pada malam hari. Selain itu, Gufron juga khawatir sang anak akan terjatuh jika kondisi hujan karena lubang-lubang itu tak terlihat. “Saya takut kalau nanti lubang-lubang itu akan membuat anak saya terjatuh, kalau itu terjadi kan saya sendiri yang susah,” imbuhnya.
Jika beberapa hari ini anda lewat di jalan poros antar kecamatan antara Kecamatan Deket ke Kecamatan Karangbinangun, anda akan mendapati pemandangan baru di sepanjang jalan ini.

Sosok yang tengah memperbaiki jalan seorang diri itu adalah Gufron (62) warga Dusun Keputran, Desa Dinoyo, Kecamatan Deket. Berbekal peralatan seadanya dan dari kantongnya sendiri, ia turun tangan ikut memperbaiki lubang-lubang jalan yang ada di jalur poros antar kecamatan itu. Gufron yang sehari-harinya berprofesi sebagai tukang Bela (Becak Lamongan – nama becak motor di Lamongan) itu membawa palu, batu pasir kerukan aspal dan sebotol solar menyusuri jalan antar kecamatan tersebut untuk kemudian menambalnya dengan alat dan bahan yang sudah ia persiapkan itu. “Sudah 2 hari ini saya melakukan ini (menambal jalan),” kata Gufron.
Gufron melakukan aksinya menambal jalan berlubang itu di sela-sela ia menarik Bela. Biasanya, kerukan aspal dalam karung, palu dan solar itu sudah ia bawa dari rumah. Ketika nampak olehnya ada jalan berlubang, iapun akan segera turun dan melakukan aksinya. Pertama, ia akan memberikan kerukan aspal pada jalan berlubang itu untuk kemudian memadatkan dan meratakannya dengan palu. Usai itu, Gufron lalu merekatkan kembali kerukan aspal itu dengan mengguyurkan solar yang ia tempatkan di botol bekas air mineral. “Tidak apa-apa, saya melakukan ini karena ada waktu longgar, lubang-lubangnya juga tidak banyak kok,” ujar Gufron merendah.
Sesekali, Gufron menoleh ke arah jalan karena khawatir akan ada kendaraan yang lewat pada saat ia menambal jalan. Gufron mengakui meski tidak lebar, tapi lubang-lubang di jalan itu termasuk dalam, sehingga bagi warga atau pengguna jalan yang tidak tahu ditakutkan akan jatuh. “Selain karena ada lubang di jalan yang bisa membahayakan pengguna jalan, penerangan jalan juga minim sehingga gelap,” akunya.
Gufron berharap, agar pihak-pihak terkait bisa turun tangan dan memperbaiki jalan tersebut agar tidak membahayakan pengguna jalan. Gufron juga berharap agar pemerintah bisa memperbaiki lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) yang sudah lama rusak agar bisa memberikan rasa aman dan nyaman pengguna jalan yang kebetulan tengah melintas di jalan ini.