Heboh Gangster di Surabaya, Pakar Sosiolog UINSA ; Mereka Butuh Ruang Berekspresi yang Positif

Surabaya, Jurnal9.tv – Kasus Gangster yang belakangan meresahkan warga di Surabaya mendapat sorotan dari berbagai pihak, salahsatunya Dr. Anis Farida Pakar Hukum dan Sosiolog Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Ia menyayangkan kasus penyimpangan sosial seperti ini bisa terjadi di wilayah Surabaya yang selama ini aman dan kondusif dan mengkhawatirkan tumbuh masif di beberapa daerah lainnya.

“Tentu yang pertama prihatin ya, kenapa hal semacam terjadi di kota tercinta kita Surabaya yang selama ini sangat luar biasa aman dan kondusif, ada kekhawatiran juga ya kalau hal ini menjadi situasi yang masih ke beberapa daerah lainnya “

Ia melihat hal itu sebagai masalah sosial dan harus ada tindakan yang mendidik bukan yang bersifat represif.

“Kami melihat ini memang masalah sosial ya dari persepektif Sosiologi dan hal ini tentunya harus ada sebuah tindakan yang mendidik bukan represif, tapi Kalau represif dalam arti kemudian membuat sebuah tekanan, justru ini akan membuat sebuah ledakan yang dahsyat dan berpotensi akan merambah ke daerah lain”

Perempuan yang saat ini menjabat sebagai Kaprodi Pascasarjana Hukum Tatanegara UINSA Surabaya ini juga melihat kasus yang melibatkan anak di bawah umur ini penindakannya melalui pembinaan diri, baginya hal itu bisa dilakukan dengan memberikan pembinaan atau pelatihan.

“Berhubung ini masih anak-anak, kalau mereka masih di bawah 18 tahun yang terbaik tentunya adalah pembinaan bukan dikurung atau direpresi, karena pada fase muda seperti ini kan masih masa pencarian jati diri, kalau kemudian kita salah melakukan pendekatan atau pendidikan yang tepat, justru mereka akan memberontak”

Ia menambahkan, para Remaja ini butuh ruang untuk mengekspresikan diri sehingga jangan sampai kemudian mereka menyalurkannya di jalanan dengan bergabung menjadi anggota gangster, apabila dibiarkan tanpa pembinaan berlanjut.

“Memang represinya tentu bukan yang sifatnya pemidanaan yang sampai proses peradilan, jadi tidak sampai kesitu, akan tetapi penghukuman atau pendisiplinan yang sifatnya konstruktif gitu ya, seperti Pembinaan bagi mereka berupa pelatihan misalnya yang sifatnya ini menyalurkan ekspresi anak-anak muda ini, jangan-jangan mereka seperti ini karena memang tidak punya ruang untuk berekspresi hingga kemudian ruangnya adalah di jalanan dengan menjadi gangster”

Dalam wawancara bersama Jurnalis TV9 di ruang kerja rektorat UINSA, ia juga menambahkan bahwa tindakan represif justru akan membuat ledakan sosial dan berpotensi memicu kelompok serupa di beberapa daerah lainnya. Ia berharap ada Pembinaan yang Mendidik bagi kelompok yang diduga terlibat dalam aksi gangster ini, terlebih usianya mayoritas tergolong pelajar atau anak di bawah umur.

Seperti diketahui, beberapa hari terakhir beredar video sejumlah anak muda yang dilengkapi dengan senjata tajam melakukan aksi kekerasan yang meresahkan Warga Surabaya. Tidak berselang lama, Eri Cahyadi Wali kota Surabaya mengintruksikan aparat keamanan bersama tim gabungan dari beberapa pihak untuk menindaklanjuti hal tersebut. Beberapa orang kemudian ditangkap dengan barang bukti berupa senjata tajam, sangat disayangkan sebagian orang yang diamankan, merupakan anak di bawah umur. (zai/snm)