Pasuruan, Jurnal9.tv – Pengurus Anak Cabang (PAC) Gerekan Pemuda (GP) Ansor Gempol menggelar sekolah aswaja, dengan mengusung tema meneguhkan aswaja dan kebangsaan dalam bingkai NKRI, Ahad siang (27/11/2022).
Puluhan peserta mengikuti sekolah aswaja di yayasan Al-Falaqiyah, Dusun Babat, Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Dengan mengusung tema meneguhkan aswaja dan kebangsaan dalam bingkai NKRI, diharapkan nantinya, para generasi muda tidak kaget, dengan adanya ajaran-ajaran yang menyimpang, yang tidak sesuai dengan aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah.
Nahdlatul Ulama merupakan organisasi terbesar di Indonesia dan tidak memberontak NKRI, apalagi sampai meruntuhkan NKRI. Meskipun ada beberapa yang bersebrangan dengan pemerintah.
Ketua PC GP Ansor Bangil Sa’ad Muafi, menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat positif. Karena, untuk mencari the next generasi Nahdlatul Ulama di abad kedua. Yang penting dapat memahami Aswaja An-Nahdliyah.
Dan yang kita harus dalami tidak hanya aqidah, namun NU secara aqidah dan harakah. Banyak di sekitar kita kelompok-kelompok yang hampir sama dan selalu mengaku Aswaja.
Kiai Haji Ma’ruf Khozin, selaku Ketua Aswaja Nu Center Jatim menambahkan, bahwa NU diserang dari berbagai sisi oleh kelompok-kelompok lain. Banyak juga yang mengkafir-kafirkan, tradisi berbeda dengan syariah.
“Beberapa yang bersifat tradisi di dalilnya tidak ada, di NU sendiri apabila tradisi tidak menyimpang boleh dipertahankan. Kelompok lain berimajinasi membuat celana cingkrang, dalam imajinasi mereka pakaian di bawah mata kaki dianggap bid’ah. Padahal tidak ada satupun nabi memakai celana di atas mata kaki,” jelas Kiai Ma’ruf.
Pembacaan yasin saat di acara orang yang meninggal dianggap bid’ah padahal sudah ada haditsnya. Apabila ada yang membaca yasin maka allah akan ampuni dosanya. (rfz/snm)