Surabaya, Jurnal9.tv – Aksi menutup mulut dilakukan para pemain Timnas Jerman saat foto bersama tim. Aksi dilakukan untuk menunjukkan sikap atas larangan FIFA terhadap kampanye kelompok LGBT (One Love).
Jerman termasuk dari satu dari tujuh Negara yang mendorong kampanye One Love. Para Negara penyokong One Love rencananya memakai ban kapten pelangi di setiap pertandingan. Namun FIFA melarangnya karena Negara tuan rumah mengharamkan LGBT.
Aksi timnas jerman ini mendapat kecaman dari netizen.
Berikut beberapa komentar warga +62
“Tuchkan, mulut kalian bungkam sendiri karena protes kebijakan tuan rumah. Maka_kehandalan kalian di lapangan hijau dibungkam oleh lawan Jepang.”

“Gara kalean, saya jadi was-was setiap ada cartoon anak yang judulnya Rainbow. Harus duduk nemenin kalau ada judul rainbownya. Nyusahin emang kalean.”
“Kami menghormati perbedaan, Bukan penyimpangan.”

“Jangan rusak keindahan pelangi sebagai bentuk dukungan penyimpangan.”

Banyak di antara netizen yang menyayangkan penggunaan pelangi sebagai symbol LGBT. Apalagi warna-warna cerah lebih disukai anak-anak.

Sejarah Penggunaan Symbol Pelangi oleh Komunias Gay
Menurut aktivis gay Amerika Serikat, Gilbert Baker, yang dikenal karena menciptakan lambang itu pada akhir 1970an, ide di belakang desain berani bendera itu muncul pada tahun 1976 – ketika Amerika Serikat merayakan dua abad kemerdekaannya.
Tetapi dalam sebuah wawancara pengelola Museum of Modern Art dengan Baker, setelah bendera karyanya dijadikan koleksi permanen oleh museum itu, dia menegaskan bahwa alasannya memilih simbol pelangi karena: “Ini adalah bendera yang natural,” tegasnya. “Bendera dari langit.
Pada awalnya, bendera pelangi versi Baker terdiri dari delapan warna – lebih dua warna daripada versi sekarang yang secara internasional dikenal sebagai lambang bagi komunitas LGBT – dan setiap warna membawa makna yang simbolik.