Tanda Komitmen, PBNU MOU dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Jakarta, Jurnal9.tv – Guna memeringati harlah satu abad Nahdlatul Ulama, Hj  Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid menginisiasi NU Women Festival. Acara yang diselenggarakan pada tanggal 15 Oktober 2022, di Graha Pertamina, Jalan Merdeka Timur itu bertema ‘Perempuan NU Berdaya dan Berkarya’.

NU Women Festival Dibuka langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dan Dihadiri Ketua SC harlah satu abad Nahdlatul Ulama Erick Thohir, serta Ketua OC satu abad Nahdlatul Ulama Yenny Wahid.

Dalam NU Women Festival, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga membangun kerja sama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, untuk memerkuat sinergi pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Nota kerjasama ini ditandatangani oleh Bintang Puspayoga dengan Gus Yahya.

Bintang Puspayoga dalam sambutannya mengatakan, sangat bangga bisa hadir di tengah-tengah acara dalam kegiatan NU Women Festival. Beliau juga memuji dan mengapresiasi dengan adanya gerakan kader perempuan Nahdlatul Ulama.

“Kami menyampaikan apresiasi setulus-tulusnya, Atas Peran Penting NU selama ini mendorong peningkatan kualitas hidup perempuan. Dan mempunyai peran aktif dalam beragam program dan agenda pemberdayaan maupun kualitas hidup perempuan,” ujarnya.

Meski peran perempuan saat ini telah diberikan peluang seluas-luasnya, tetapi apabila melihat data lebih lanjut, masih terdapat ketimpangan yang begitu lebar dan kondisinya belum menggembirakan.

Terkait MOU tersebut, Bintang Puspa Yoga menegaskan, bahwa hal itu menandai kuatnya komitmen PBNU dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Ia juga mengapresiasi sejumlah program yang telah diluncurkan pada kegiatan NU Woman Festival, seperti peluncuran Satgas NU Woman, hingga deklarasi Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan perlindungan anak, yang dilakukan oleh para Ibu Nyai dari sejumlah pondok pesantren. Ia berharap gerakan tersebut dapat menginspirasi organisasi keagamaan dan kemasyarakat lainnya. Serta bersinergi dengan pemerintah, sehingga ikhtiar untuk memperluas peran dan pemberdayaan terhadap perempuan serta perlindungan Anak dapat memberi maslahat yang lebih luas lagi.

“Kami juga menyampaikan apresiasi terhadap NU Women. Ini adalah kekuatan yang luar biasa yang tentunya menjadi Mitra kami di Kementerian untuk menjawab PR-PR (Pekerjaan Rumah) terhadap perempuan dan anak, masalah perempuan dan anak yang sangat kompleks, dan multisektoral. Demikian juga dibentuknya Satgas NU.  Nah ini akan menjadi inspirasi bagi organisasi keagamaan lainnya untuk melakukan langkah-langkah progresif dalam melindungi dan memenuhi hak-hak perempuan dan anak di Indonesia”, pungkas Bintang. (*/dna/snm)