Tradisi Membawa Buah Ketika Maulid Nabi Muhammad SAW, Ini Filosofinya

Surabaya, Jurnal9.tv – Setiap 12 Rabiulawal umat muslim merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaaan ini tentu menjadi momentum yang sangat special. Memeringati kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk rasa cinta umat kepada Baginda Muhammad SAW.

Dikutip dari jurnal pengabdian masyarakat lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat Universitas Bondowoso, acara maulid diprakarsi oleh para wali yang mendakwahkan Islam di jawa dengan memanfaatkan tradisi yang sudah ada. kebiasan masyarakat memiliki berbagai macam tradisi yang begitu unik, sesuai dengan daerahnya masing-masing.

Salah satu tradisi adalah Sekaten yang merupakan bagian dari perayaan gerebek maulud yang diadakan di Masjid dan seluruh masyarakat membawa makanan, minuman, camilan dan kebanyakan buah-buahan.

Tradisi-Tradisi itu memiliki makna dan tujuan yang mendalam.

Dilansir dari NUonline, Memperingati maulid Nabi kebanyakan membawa buah-buahan untuk disuguhkan. hal tersebut untuk mensyukuri nikmat dan hasil bumi yang sudah diberi oleh Allah SWT. Banyak buah-buah yang dibawa ketika merayakan acara maulid Nabi yakni buah blimbing, manggis, jeruk bali dan pisang.

Adapun filosofi buah-buah yang dibawa ketika acara maulid Nabi yaitu:

  1. Blimbing, mempunyai harapan agar berkah datang kepada kita dari segala arah penjuru
  2. Manggis, akan adanya sifat jujur, yang dilambangkan melalui jumlah “asesoris”pada kulit manggis bagian bawah.
  3. Jeruk bali, akan adanya satu sisi kekuatan atau daya tahan kulit terhadap benturan dari luar
  4. Pisang, akan adanya nilai manfaat yang terdapat pada hampir semua bagian tanaman pisang. Yang mempunyai sifat lemah lembut dan kerendahan hati.

Makna mendalam dari buah-buahan yang dibawa untuk memeringati maulid nabi itu, selaras dengan harapan umat islam mendapat Syafaat Rasulullah Saw. (dna/snm)